Bisnis.com, CIREBON - Pendangkalan di dermaga Pelabuhan Cirebon membuat aktivitas keluar masuk barang terbatas sehingga pelabuhan ini sulit bersaing dengan tempat lainnya.
Manager Komersial dan Kepatuhan Bisnis PT Pelindo Regional II Cirebon Bombom Cepi Nugraha mengatakan pendangkalan yang terjadi di Pelabuhan Cirebon karena posisi alur tersebut di bawah 6 meter low water spring (LWS).
Bombom menyebutkan kondisi tersebut menyebutkan kapal dengan muatan di atas 4,8 ton tidak bisa bersandar. Sehingga, proses bongkar muat harus dilakukan menggunakan kapal dengan kapasitas lebih kecil.
"Kondisi ini dikeluhkan para pengusaha karena harus mengeluarkan ongkos ekstra. Intinya, biaya loading membengkak," kata Bombon di Pelabuhan Cirebon, Kota Cirebon, Rabu (24/7/2024).
Bombom mengatakan, upaya pengerukan sedimentasi di dermaga pelabuhan tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Pelindo harus melakukan kajian dan menempuh sejumlah persyaratan, di antaranya analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).
"Ideal kedalaman itu 7 meter, sekarang hanya 4 meter. Ini merepotkan kapal besar bersandar," katanya.
Baca Juga
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang Mei 2024, aktivitas bongkar muat di pelabuhan tersebut sebanyak 16,50 ton. Sementara, pada April 2024 aktivitas tersebut mampu mencapai 20,84 ton.
Secara kumulatif Januari-Mei 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya volume muat barang dan peti kemas mengalami penurunan sebesar 20,80%.