Bisnis.com, CIREBON - Sebagian petambak garam di Kabupaten Cirebon membiarkan lahan tidak digarap pada musim kemarau 2024 karena harga garam yang terus anjlok.
Petani garam, Wahyu mengatakan saat ini harga garam turun menjadi Rp1.000 per kilogram. Bulan lalu, harga barang tersebut mampu menembus angka Rp2.000 hingga Rp3.500.
Menurutnya, rendahnya harga tersebut karena produksi terlalu tinggi dan rendahnya mutu garam diproduksi para petambak. Kualitas garam yang dihasilkan para petambak menurunan karena adanya pencemaran pada air laut bahan baku pembuat garam.
"Sekarang itu sudah memasuki kemarau, sehingga harga garam biasanya turun. Apalagi masa panen belum lama terjadi," kata Wahyu di Kabupaten Cirebon, Kamis (27/7/2024).
Saat ini, sebagian petani masih melakukan persiapan lahan untuk produksi garam. Kemarau 2024 diharapkan memacu produksi garam dari daerah tersebut.
Darma, petani tambak garam di Astanajapura mengatakan persiapan produksi dilakukan lantaran intensitas hujan di Kabupaten Cirebon terus turun. Hal ini karena sudah memasuki peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
Baca Juga
"Sekarang sudah memanaskan air ke dalam lahan. Cuaca sekarang juga sudah sangat panas dan cocok memulai produksi," kata Darma.
Darma mengatakan ia bersama petani tambak garam lainnya sengaja melakukan persiapan sejak awal untuk mempercepat produksi garam pada 2024 ini.
"Selain sudah memanaskan air di lahan, ada beberapa petambak yang memperbaiki kincir angin, membersihkan terpal, hingga memperbaiki saluran air dari laut ke tambak," ujarnya.