Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tambak Garam di Cirebon Meluas

Luas lahan tambak garam di Kabupaten Cirebon kembali naik di tengah ancaman alih fungsi menjadi kawasan permukiman atau alih tanam ke komoditas lainnya.
Pekerja tampak beraktivitas di sentra produksi PT Garam (Persero) /Dok. PT Garam
Pekerja tampak beraktivitas di sentra produksi PT Garam (Persero) /Dok. PT Garam

Bisnis.com, CIREBON - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat luas lahan tambak garam di Kabupaten Cirebon kembali naik di tengah ancaman alih fungsi menjadi kawasan permukiman atau alih tanam ke komoditas lainnya. 

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), tambak garam di Kabupaten Cirebon berada di delapan wilayah kecamatan yakni, Losari, Gebang, Pangenan, Astanajapura, Mundu, Gunung Jati, Kapetakan, dan Suranenggala. 

Dari delapan wilayah tersebut, luas tambak garam yang saat ini seluas 1.242 hektare. Sementara tahun lalu 1.011 hektare.

Saat ini, lahan tambak garam di Kabupaten Cirebon paling luas berada di Kecamatan Pangenan, seluas 785 hektare. Sementara paling kecil berada di Kecamatan Gunung Jati, dengan luas hanya 4 hektare. 

Di balik naiknya luas lahan, jumlah petambak garam terus berkurang. Sepanjang 2024 tersisa 924 orang. Sementara pada tahun sebelumnya, tercatat ada 1.212 orang. 

Bupati Cirebon Imron Rosyadi meminta para petambak garam untuk mampu menghasilkan garam bermutu tinggi.

Sebagian besar petambak belum seluruhnya mampu menghasilkan garam kualitas terbaik. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.

“Cirebon itu dikenal sebagai daerah penghasil garam. Selain kuantitasnya, kualitas yang dihasilkan juga harus baik,” kata Imron, Kamis (18/4/2024).

Menurut Imron, beberapa kali pemerintah melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan melakukan pembinaan agar setiap garam yang dihasilkan memiliki mutu tinggi

Pelatihan serupa, lanjut ia, akan terus dilanjutkan kepada para petani garam di Kabupaten Cirebon, sehingga mampu bersaing dengan petani dari wilayah lainnya.

Petambak garam, Rahmat mengatakan sulit menerapkan teknologi geomembran untuk produksi garam. Saat ini, para petani masih terapkan teknik konvensional yang sudah dilakukan sejak lama.

Teknik produksi garam menggunakan bisa meningkatkan kualitas, lantaran kadar garam lebih tinggi, putih, dan bersih.

"Teknik geomembran ini juga membuat masa produksi dan panen berlangsung cepat," kata Rahmat.

Rahmat menyebutkan, harga satu gulungan geomembran 4x40 meter persegi dijual dengan harga Rp2,5 juta. Luas tambak garam yang ia miliki seluas 1 hektare, ini artinya dibutuhkan 30 gulung geomembran.

Untuk meningkatkan kualitas produksi, kata Rahmat, ia mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah. Sehingga nantinya, garam produksinya diminati.

"Saya mengakui, garam saya memang belum memiliki kualitas tinggi," kata Rahmat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper