Bisnis.com, INDRAMAYU - Sekitar 1.055 hektare sawah di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat bakal menjadi lokasi untuk budi daya padi organik atau bebas dari pupuk maupun pestisida kimia.
Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Jawa Barat Rustan Massinai mengatakan 1.000 hektare lahan pertanian padi berada di wilayah Kecamatan Widasari dan 55 hektare lainnya di Kecamatan Jatibarang.
Penanaman menggunakan mode organik, kata Rustan, mampu meningkatkan kapasitas produksi menjadi 10 ton per hektare. Sementara, mode penanaman nonorganik hanya sekira tujuh ton per hektare.
"Dengan menggunakan organik, selain terjadi peningkatan produksi juga ada peningkatan harga jual karena padi organik lebih mahal dan tentu menyehatkan serta ramah lingkungan,” kata Rustan, Jumat (28/6/2024).
Rustan mengatakan, Kabupaten Indramayu menjadi pilot project di Indonesia dalam pengembangan pertanian organik. Memiliki lahan baku sawah (LBS) mencapai 125.442 hektare, menjadi alasan program tersebut bisa dilakukan.
Menurutnya, Kabupaten Indramayu merupakan daerah penghasil padi terbesar di Indonesia. Namun, penanaman padi secara organik belum dilakukan di salah satu lumbung pangan nasional itu.
Baca Juga
"Produksi padi dari Kabupaten Indramayu terus ditingkatkan salah satunya dengan mengembangkan padi dengan menggunakan sistem organik yang lebih ramah lingkungan," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu, Sugeng Heriyanto mengatakan, adanya pertanian organik akan mengubah kebiasaan lama petani yang selama ini menggunakan pupuk kimia.
Disebutkan Sugeng, peralihan ke organik akan menguntungkan lantaran biaya produksi yang lebih murah, jumlah produksi meningkat, harga jual lebih tinggi, serta lebih sehat.
“Kalau beralih ke pupuk organik maka kita tidak akan ribut pupuk subsidi. Harapannya Makin banyaknya petani yang beralih organik karena sangat bermanfaat dan bikin untung," katanya.