Bisnis.com, CIREBON - Lahan sawah dilindungi (LSD) di Kabupaten Cirebon terus menyusut. Upaya keras dari pemerintah harus digulirkan untuk mendorong penyusutan tersebut terus meluas.
Sekretaris Dinas Pertanian (Sekdis) Kabupaten Cirebon Nanang Ruhyana mengatakan, saat ini luas LSD di Kabupaten Cirebon sekitar 48.000 hektare. Sementara, pada 2021, luas lahan itu mencapai sekitar 52.000 hektare.
Nanang menyebutkan, ribuan hektare lahan yang mengalami penyusutaran itu sebagian besar dialih fungsikan menjadi kawasan permukiman penduduk maupun kawasan industri.
"Sekitar 4.000 hektare beralih fungsi ke perumahan, pabrik atau kawasan industri," kata Nanang, Kamis (27/6/2024).
Nanang menyebutkan, saat ini pihaknya memanfaatkan program Kementerian Pertanian (Kementan) untuk melakukan menambah area tanam. Program tersebut di antaranya, melalui program pompanisasi kepada para petani.
Melalui program tersebut, Nanang menargetkan 1.700 hektare lahan tadah hujan mampu produktif dan menaikkan kembali produktivitas lahan pertanian masa tanam.
Baca Juga
"Lahan tadah hujan di Kabupaten Cirebon lebih banyak di wilayah barat Kabupaten Cirebon seperti di Palimanan, Suranenggala, Panguragan, Beber ,Talun dan wilayah lainnya," kata Nanang.
"Kemarin yang terverifikasi ada 248 hektare yang sudah siap sumber airnya ada baik dari sungai maupun irigasi sekunder," kata Nanang.
Menurut Nanang, bantuan pompa untuk para kelompok tani di Kabupaten Cirebon sebanyak 130 mesin. Satu unit pompa dapat mengairi 10 hektare lahan tadah hujan.
Program pompanisasi tersebut, kata Nanang, diharapkan mampu peningkatan masa tanam pada lahan tadah hujan.
"Pompa air tersebut diperkirakan dapat mengairi 10 hektare lahan tadah hujan. Mudah-mudahan ada peningkatan yang tadah hujan dan kritis di masa tanam kedua," katanya.