Bisnis.com, BANDUNG — Bank Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem ekonomi Jawa Barat di tengah tidak menentunya ekonomi global dengan sejumlah gelaran yang melibatkan banyak pelaku usaha, baik UMKM hingga industri keuangan dan industri pengolahan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Muhamad Nur mengatakan 2024 ini memang menjadi waktu yang penting untuk mengatrol perekonomian Jawa Barat.
“Ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi, namun mulai mereda. Hal tersebut sejalan dengan prospek ekonomi AS yang tumbuh kuat ditopang oleh permintaan domestik, kebijakan fiskal akomodatif dan kenaikan ekspor,” ungkap dia di Kota Bandung, Rabu (19/6/2024).
Meski demikian, di sisi lain inflasi AS masih tetap tinggi sejalan dengan pertumbuhan ekonomi AS yang kuat, meskipun mulai tercatat melambat.
Perkembangan ini menyebabkan meningkatnya kemungkinan penurunan Fed Fund Rate (FFR) pada akhir tahun 2024.
“Sehingga untuk ke depan, risiko terkait arah penurunan FFR dan dinamika ketegangan geopolitik global tetap perlu dicermati,” ungkapnya.
Baca Juga
Ia mencatat, perekonomian Jawa Barat pada triwulan I 2024 tercatat tumbuh sebesar 4,93% (yoy), yang sekaligus menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa yang tercatat sebesar 4,84% (yoy).
“Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat triwulan I 2024 tersebut termoderasi dari triwulan IV 2023 sebesar 5,15% (yoy),” ungkapnya.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat bersumber dari konsumsi rumah tangga (RT), investasi dan pengeluaran pemerintah.
Untuk konsumsi RT tumbuh sebesar 4,97% (yoy) sejalan dengan peningkatan aktivitas perekonomian di Jawa Barat yang ditandai dengan pertumbuhan konsumsi makanan minuman, transportasi, dan komunikasi.
“Hal ini juga didukung oleh keyakinan konsumen Jawa Barat yang terus menunjukkan tren peningkatan,” jelasnya.
Sementara, investasi atau PMTB tercatat tumbuh sebesar 9,72% (yoy) seiring dengan kenaikan realisasi investasi total baik PMA maupun PMDN sebesar Rp64,7 triliun atau meningkat sebesar 12,7% (yoy).
Dari sisi pengeluaran pemerintah tercatat tumbuh tinggi sebesar 32,85% (yoy) seiring dengan meningkatnya alokasi bantuan sosial dan realisasi belanja pegawai termasuk THR bagi ASN.
Dari sisi sektoral, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat ditopang oleh sektor Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran serta Konstruksi yang tercatat masing-masing tumbuh sebesar 3,87% (yoy), 4,86% (yoy) dan 10,26% (yoy).
Pertumbuhan sektor industri sejalan dengan ekspor Jawa Barat yang tumbuh membaik pada triwulan I dengan komoditas utama Mesin dan Peralatan Elektronik.
Lebih lanjut, pertumbuhan sektor Perdagangan Besar dan Eceran didorong oleh mobilitas Masyarakat yang tetap tinggi sejalan dengan HBKN Ramadan dan menjelang Idulfitri.
Pada sektor konstruksi, pertumbuhan pada triwulan ini didorong oleh dimulainya proyek Pembangunan berbagai infrastruktur kunci Jawa Barat, termasuk diantaranya Tol Getaci.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tersebut, juga didukung dengan stabilitas inflasi yang semakin terjaga. Pada periode Mei 2024, inflasi Jawa Barat tercatat semakin terjaga, tercermin dari deflasi sebesar -0,12% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 0,15% (mtm).
Atas capaian deflasi tersebut, mendukung terjaganya inflasi tahunan Jawa Barat menjadi sebesar 2,78% (yoy) atau secara kumulatif sebesar 1,15% (ytd).
Sementara itu, Deputi Kepala Bank Indonesia Jawa Barat Muslimin Anwar mengatakan pada 2024 ini, perekonomian Jawa Barat diprakirakan akan tetap tumbuh tinggi dan berada pada kisaran 4,6%-5,4% (yoy).
“Optimisme tersebut didasarkan pada permintaan domestik yang tetap kuat seiring dengan meningkatnya mobilitas Masyarakat dan tingginya dampak tahun politik terhadap perekonomian secara agregat,” jelasnya.
Namun demikian, risiko spill over ketidakpastian global tetap perlu diwaspadai dalam menjaga optimisme investor dan masyarakat terhadap perekonomian Jawa Barat ke depan.
Lebih lanjut, inflasi Jawa Barat tahun 2024 diprakirakan lebih tinggi dari tahun 2023 namun masih tetap berada dalam sasaran batas atas target inflasi 2,5±1%.
“Inflasi pada tahun 2024 diperkirakan masih ditopang oleh kenaikan harga pangan yang lebih terkendali seiring cuaca yang lebih kondusif,” ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya menggelar banyak event yang melibatkan banyak pelaku UMKM dan pelaku industri, salah satunya yakni Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) dan Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) 2024.
Di dalamnya, pelaku UMKM akan didorong dan didukung untuk berkembang hingga berorientasi ekspor. Sehingga harapannya, ekosistem ekonomi domestik akan semakin menguat.
“Maka kita harus membuat banyak event untuk menghidupkan mobilitas usaha,” jelasnya.
Konten ini merupakan bagian pemberitaan dari program Jelajah Ekonomi Hijau, perjalanan jurnalistik Bisnis Indonesia Perwakilan Jawa Barat yang didukung oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, DPMPTSP Provinsi Jawa Barat, Bank BJB, PT KAI, MUJ ONWJ, Bank Mandiri dan Cirebon Power.