Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masuki Satu Abad, Industri Kulit Garut Masih Terpukul Produk Impor

Penjabat Bupati Cirebon Barnas Adjidin mengatakan langkah strategis harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas kerajinan kulit.
Industri kerajinan kulit Sukaregang Kabupaten Garut/Bisnis
Industri kerajinan kulit Sukaregang Kabupaten Garut/Bisnis

Bisnis.com, GARUT - Pemerintah Kabupaten Garut mengaku aktivitas industri kerajinan kulit dari Kabupaten Garut sudah berjalan satu abad. Namun, industri tersebut masih kesulitan bersaing dengan produk impor.

Penjabat Bupati Cirebon Barnas Adjidin mengatakan langkah strategis harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas kerajinan tersebut.

"Kerajinan kulit dari Garut merupakan salah satu warisan yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Namun, hingga saat ini belum cepat mengikuti tren terbaru. Kalau dengan sentra Indonesia lainnnya Garut unggul. Tetapi, kalau untuk memenuhi pasar luar negeri masih sulit,” kata Barnas, Jumat (14/6/2024).

Barnas mengatakan, dalam sejarah perkembangannya, industri kulit Garut mengalami banyak gempuran.

Meskipun begitu, lanjut Barnas, produk kulit Garut sudah mengikuti pameran fesyen di berbagai negara seperti Amerika dan Italia. Selain itu, sudah menjalin kerjasama dengam Korea, Jepang, hingga Jerman.

"Kami mengajak masyarakat memberikan perhatian lebih terhadap kulit ini. Saya yakin besok lusa ini dunia perkulitan tuh akan sangat cepat perkembangannya, karena mode itu sudah menjadi suatu kebutuhan manusia," kata Barnas.

Disebutkan Barnas, industri kulit dari Garut berpusat di Kawasan Sukaregang. Di kawasan tersebut, terdapat 417 unit usaha yang mempekerjakan 3.500 tenaga kerja yang bekerja pada bidang perkulitan. 

Hingga saat ini, industri tersebut sudah mampu mengekspor lebih dari 50.000 potong jaket dan 200.000 potong kulit sambung ke luar negeri.

"Kami sudah ada memproduksi ke luar 50 ribu potong jaket, lalu kemudian kulit sambung 200 ribu potong sudah ke luar negeri, berarti ini bukan ecek-ecek, bukan abal-abal tapi sesuatu pencapaian yang luar biasa, oleh karena itu mari kita dukung perdagangan kulit dan juga meningkatkan kualitas," ucap Barnas.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) Kabupaten Garut mencatat barang kulit dan alas kaki menjadi salah satu industri penyumbang terbesar terhadap realisasi investasi.

Tahun lalu, sektor tersebut berkontribusi sebesar Rp137,6 miliar. Sementara, total keseluruhan realisasi investasi di Kabupaten Garut sebanyak Rp1,35 triliun.

Kepala DPMPT Garut Wahyudijaya mengatakan kontribusi besar tersebut ditopang oleh keberadaan sentra kerajinan kulit di Kawasan Sukaregang dan berdirinya sejumlah industri alas kaki di wilayah utara Garut.

"Kedua terbanyak itu industri tekstil dengan total Rp129 miliar. Sisanya cuma di bawah Rp 40 miliar. Artinya, industri kulit masih punya peluang untuk terus naik. Ini terjadi sejak lama," kata Wahyudijaya.

Meskipun masih andalkan industri kulit dan alas kaki,  Pemerintah Kabupaten Garut masih mengharapkan adanya industri padat karya lainnya. Kawasan industri Kecamatan Selaawi, Limbangan, dan Cibatu sudah disiapkan.

"Garut juga ingin seperti wilayah lainnya yang juga dilirik oleh investor seperti Karawang," katanya.

Pemerintah Kabupaten Garut membidik investasi sebesar Rp1,5 triliun pada 2024 ini. Tahun lalu, realisasi investasi di salah satu daerah kawasan Jawa Barat Selatan ini hanya mampu menembus angka Rp1,35 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler