Bisnis.com, CIREBON - Bupati Cirebon Imron Rosyadi bakal mengakhiri masa jabatannya pada Jumat (17/5/2024). Selama menjadi orang nomor satu di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ini Imron belum mampu menurunkan angka kemiskinan secara signifikan.
Berdasarkan data Provinsi Jawa Barat Dalam Angka 2024 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Cirebon berada dalam lima besar daerah termiskin di Jawa Barat.
Di daerah perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah ini, tercatat 11,20% atau 249.180 warganya masuk dalam kategori miskin. Sementara, rata-rata angka kemiskinal nasional pada 2023 9,36%.
Bupati Cirebon, Imron Rosyadi mengakui, angka kemiskinan di Kabupaten Cirebon sulit ditekan secara signifikan. Sementara, ia kadung menjanjikan angka tersebut turun ke angka di bawah 10% pada akhir masa jabatan.
"Kemiskinan sulit dihapus di bumi ini. Bahkan sejak zaman nabi sekali pun, orang miskin selalu ada dan terus berdampingan dengan orang kaya,” kata Imron, Selasa (7/5/2024).
Kendati demikian, kata Imron, pemerintah terus berupaya melakukan penanganan kemiskinan dengan berbagai cara. Beberapa upaya di antaranya, penyediaan kebutuhan pokok bagi keluarga miskin, penyediaan pengaman jaring sosial, dan pengembangan usaha.
Baca Juga
Kepala BPS Kabupaten Cirebon Judiharto Trisnadi mengatakan, secara umum, pada periode 2010-2023 tingkat kemiskinan di Kabupaten Cirebon menunjukkan tren menurun baik dari sisi jumlah maupun persentasenya.
Memasuki 2020, lanjut Judiharto, terjadi kenaikan kemiskinan yang disebabkan pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia termasuk Kabupaten Cirebon. Namun demikian mulai tahun 2022 hingga saat ini, kemiskinan di Kabupaten Cirebon mengalami penurunan kembali.
“Secara absolut selama periode 2010- 2023 jumlah penduduk miskin mengalami penurunan dari 333,3 ribu orang pada tahun 2010, menjadi 249,14 ribu orang pada tahun 2023,” ujar Judiharto.
Selain kemiskinan, sebanyak 91.266 warga Kabupaten Cirebon merupakan pengangguran terbuka. Kesempatan kerja di wilayah tersebut diklaim masih rendah.
Laki-laki mendominasi jumlah angka pengangguran terbuka di Kabupaten Garut sebanyak 60.462 orang. Sementara, pengangguran perempuan hanya 30.804 orang.
Berdasarkan strata pendidikan, lulusan sekolah menegah atas menjadi penyumbang pengangguran terbuka paling banyak sebesar 52.522 orang. Paling rendah ditempat oleh lulusan diploma ke atas dengan jumlah 3.646 orang.