Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prevelensi Stunting di Sumedang Kian Menurun

Pemda Sumedang terus mengevaluasi diri untuk memperbaiki upaya upaya untuk menurunkan stunting.
Pasien anak-anak ditimbang di Boston Medical Center, Massachusetts, Amerika Serikat pada Rabu (8/12/2021). - Bloomberg/Adam Glanzman
Pasien anak-anak ditimbang di Boston Medical Center, Massachusetts, Amerika Serikat pada Rabu (8/12/2021). - Bloomberg/Adam Glanzman

Bisnis.com, BANDUNG-- Prevalensi stunting di Sumedang terus menurun drastis setiap tahunnya. Tahun ini prevalensi stunting di Kabupaten Sumedang tercatat berada pada angka 14,4% atau menurun sebesar 13,2 poin dibanding tahun 2022 (27,6%).

Data tersebut didapat dari rilis Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes RI.

Hal ini juga menjadi realisasi dari upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang yang terus dilakukan untuk menurunkan stunting di Sumedang. Selain memiliki target zero new stunting atau tidak ada stunting baru, intervensi terhadap bayi stunting juga terus dilakukan secara kolaborasi, mobilisasi dan digitalisasi. 

“Target kami, Sumedang bebas stunting. Kami terus mengevaluasi diri untuk memperbaiki upaya upaya untuk menurunkan stunting,” kata Pj Bupati Sumedang Yudia Ramli.

Tahun 2022, prevalensi stunting Kabupaten Sumedang sebesar 27,6%. Angka ini menjadikan Sumedang sebagai Kabupaten tertinggi prevalensi stuntingnya di Jawa Barat dibandingkan kabupaten/kota lain. 

“Kondisi ini menjadi dorongan kuat bagi Pemda Kabupaten Sumedang untuk menguatkan kembali upaya-upaya konvergensi dalam percepatan penurunan stunting. Alhamdulillah berkat kolaborasi, tahun 2023 ini prevalensi stunting di Sumedang turun menjadi 14,4% atau menurun 13,2 poin dari tahun sebelumnya. Turun dari 27,6% menjadi 14,4%,” kata Yudia.

Menurutnya, Pemda Kabupaten Sumedang melakukan strategi untuk mengefektifkan intervensi gizi spesifik dan sensitif melalui kolaborasi, integrasi dan inovasi program penurunan stunting yang dikuatkan melalui program pasang sangkur dan KKN tematik GRMD terus dioptimalkan. 

“Pemanfaatan aplikasi Simpati dan Sinurmi sebagai alat monitoring dan evaluasi penanganan stunting kepada keluarga beresiko stunting terus dikembangkan dan dimasifkan pemanfaatannya,” katanya.

Penurunan prevalensi stunting  SKI (BKPK) Kemenkes RI ini sama dengan data penurunan stunting  hasil Bulan Penimbangan Balita. Berdasarkan data Bulan Penimbangan Balita yang by name by addres, prevalensi stunting tahun 2023 adalah 7,89% (5.791 anak) menurun dari 8,27 % (6.316 Anak) pada tahun 2022.

Berdasarkan pemantauan pada aplikasi Simpati, seluruh layanan esensial percepatan penurunan stunting sudah baik kecuali pada indikator persentase anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi masih rendah. 

Oleh sebab itu, pada tahun 2024 Pemda Kabupaten Sumedang telah menganggarkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan yang cukup besar untuk menangani permasalahan tersebut.


 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper