Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MUDIK LEBARAN 2024: Puncak Arus Mudik ke Jabar Diprediksi Lebih Awal dari Nasional

Puncak arus mudik lebaran 2024 di Jawa Barat diprediksi akan terjadi pada 6 April atau lebih awal dibanding puncak arus mudik nasional.
Mudik lebaran
Mudik lebaran

Bisnis.com, BANDUNG--Dinas Perhubungan Jawa Barat memprediksi puncak arus mudik lebaran 2024 akan terjadi pada 6 April atau lebih awal dibanding puncak arus mudik nasional.

Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat Agus Didik Suseno memastikan prediksi ini muncul mengingat pemudik 2024 sudah mulai memadati beberapa titik jalan di Jawa Barat pada Selasa (2/4/2024).

Dari hasil pantauan pemudik masih di dominasi oleh masyarakat yang memiliki tujuan di luar wilayah Jawa Barat. "Sekarang banyak ke luar provinsi di terminal itu yang sudah cuti awal jadi mudik, ini kan tergantung dari pemudik ada yang dapat cuti awal jadi awal," katanya, Rabu (3/4/2024).

Karena itu, Dishub Jawa Barat memprediksi puncak arus mudik terjadi pada 6 April berbeda dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menyatakan puncak arus mudik ada di April.

"Jadi puncak arus mudik secara nasional dan Jawa Barat itu beda. Jawa Barat prediksi mudik mulai dari tanggal 5-7 April, kemungkinan puncak tanggal nasional itu 6-8 April jadi puncaknya kemungkinan tanggal 8," katanya.

Pada saat pemantauan arus mudik, Agus mengatakan, Dishub Jawa Barat akan menggunakan aplikasi khusus untuk melihat banyaknya pergerakan kendaraan yang masuk dan keluar di sejumlah jalur. Hasil pemantauan melalui aplikasi ini nantinya akan disebabkan.

"Dishub Jawa Barat nantinya akan melakukan pemantauan lalu lintas menggunakan aplikasi Lidar itu secara digital. Per 20:00 WIB akan dishare pergerakan itu baik naik maupun turun," katanya.

Pihaknya memprediksi, jumlah pemudik di Jawa Barat pada tahun ini banyak dari pengguna kendaraan roda dua dibandingkan kendaraan umum dan roda empat. Dia memastikan seluruh kebutuhan pemudik akan terus dipenuhi.

"Motor 5,5 juta 24,02%, mobil pribadi 4,5 juta 19,8%, kereta 4,2 juta 18,63, bus 3,8 juta atau 16,66, mobil sewa 2,1 juta 9,13%," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper