Bisnis.com, GARUT - Investasi sektor pertanian di Kabupaten Garut belum tumbuh. Risiko tinggi membuat para investor masih berpikir untuk menanamkan duit di kabupaten tersebut.
Berdasarkan catatan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Garut, nilai investasi dari sektor pertanian (pangan dan perkebunan) sepanjang 2023 hanya angka Rp112 juta.
Kepala DPMPTSP Kabupaten Garut Wahyudijaya mengatakan wilayahnya belum dilirik oleh investor pertanian. Sektor tersier mulai dari industri padat karya, konstruksi, dan hotel/restoran masih mendominasi.
"Contoh, di Garut ada daerah yang menjadi sentra jagung unggulan. Kalau ada investor yang melirik, mungkin keberadaan sentra ini akan lebih maju," kata Wahyudijaya di Kabupaten Garut, Selasa (27/2/2024).
Wahyudijaya mengatakan, barang kulit dan alas kaki menjadi salah satu industri penyumbang terbesar terhadap realisasi investasi di Kabupaten Garut.
Tahun lalu, sektor tersebut berkontribusi sebesar Rp137,6 miliar. Sementara, total keseluruhan realisasi investasi di Kabupaten Garut sebanyak Rp1,35 triliun.
Baca Juga
Kontribusi besar tersebut ditopang oleh keberadaan sentra kerajinan kulit di Kawasan Sukaregang dan berdirinya sejumlah industri alas kaki di wilayah utara Garut.
"Kedua terbanyak itu industri tekstil dengan total Rp129 miliar. Sisanya cuma di bawah Rp 40 miliar. Artinya, industri kulit masih punya peluang untuk terus naik. Ini terjadi sejak lama," kata Wahyudijaya.
Meskipun masih andalkan industri kulit dan alas kaki, Pemerintah Kabupaten Garut masih mengharapkan adanya industri padat karya lainnya. Kawasan industri Kecamatan Selaawi, Limbangan, dan Cibatu sudah disiapkan.
"Garut juga ingin seperti wilayah lainnya yang juga dilirik oleh investor seperti Karawang," katanya.
Pemerintah Kabupaten Garut membidik investasi sebesar Rp1,5 triliun pada 2024 ini. Tahun lalu, realisasi investasi di salah satu daerah kawasan Jawa Barat Selatan ini hanya mampu menembus angka Rp1,35 triliun.