Bisnis.com, BANDUNG--Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (DTPH) Jawa Barat mencatat angka produksi beras di provinsi tersebut anjlok dibandingkan periode yang sama Februari 2023 lalu.
Kepala DTPH Jabar Dadan Hidayat mengatakan biasanya panen hingga Februari itu bisa mencapai luasan 443.000 hektare. "Sekarang kita hanya panen di angka 175.000 hektare," katanya di Kantor DTPH Jabar, Senin (20/2/2024).
Menurutnya dampak el-nino membuat masa panen di Jabar pada tahun ini melorot hingga April mendatang. "Mungkin [panen] setelah April ke sana, fenomena el nino berpengaruh pada masa tanam di Jawa Barat, bergeser," tuturnya.
Meski puncak musim hujan ditenggarai terjadi pada akhir Januari-Februari ini, menurut Dadan, faktanya pasokan air ke sentra-sentra produksi padi di Jawa Barat masih sulit. "Kultur orang Jawa Barat itu kalau ada air tidak akan susah, sekarang airnya belum merata," ujarnya.
Pihaknya bersama Pemerintah Pusat saat ini sudah melakukan pemetaan daerah mana saja yang akan dibantu oleh pompanisasi.
"Kalau peluang airnya ada, kita bantu dengan pompanisasi. Kalau masih ada daerah aliran sungai, kita juga bantu dengan pompanisasi," katanya.
Baca Juga
Saat ini pihaknya sudah mengidentifikasi calon petani calon lokasi yang akan dibantu program tersebut dengan berbagai syarat dan ketentuan. "Kalau masalahnya ada di keterbatasan air, kita berusaha mencukupi air," ujarnya.
Dadan menilai hujan yang terjadi saat ini juga merupakan kondisi hujan yang masih terkena el nino karena turunnya tidak merata. "Faktanya teman-teman di daerah utara di Indramayu [penanamannya] masih 50%, jadi hujannya masih belum normal," katanya.
Kondisi ini menurutnya menjadi penyebab masa tanam menjadi mundur 3 bulan, Januari dinilai menjadi puncak masa tanam oleh petani.
"Panen keliatannya April nih, karena air baru tersedia. Bukan berarti tidak ada yang menanam, tapi menanam di luar target tanam," paparnya.