Bisnis.com, BANDUNG — Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Erwin Gunawan Hutapea mengatakan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun ini diprakirakan tumbuh positif pada kisaran 4,9-5,7% (yoy).
Optimisme tersebut ditopang oleh permintaan domestik yang kuat sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat dan tingginya multiplier effect dari kegiatan di tahun politik.
“Selain itu, kinerja sektor pertanian juga diperkirakan meningkat seiring kondisi cuaca yang lebih kondusif,” ungkap dia di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Selasa (6/2/2024).
Meski demikian, ia menilai masih ada risiko ketidakpastian global yang masih tinggi yang perlu menjadi perhatian.
Beberapa tantangan lain yang perlu terus diwaspadai, antara lain tensi geopolitik yang masih terus berlanjut yang menyebabkan disrupsi jalur perdagangan dunia, tren peningkatan inflasi yang diprakirakan masih terjadi sehingga berpotensi menekan daya beli, dan risiko peningkatan jumlah PHK di tengah penurunan kinerja industri.
Untuk itu, pelbagai upaya yang terus dilakukan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi domestik antara lain melalui promosi investasi, mendorong pecepatan dan perluasan digitalisasi, memperbanyak penyelenggaraan event serta optimalisasi infrastruktur konektivitas untuk meningkatkan pemerataan ekonomi.
Baca Juga
“Sinergi dan kolaborasi antara Bank Indonesia, pemerintah daerah serta seluruh stakeholder perlu terus diperkuat guna memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi dan menjaga stabilitas harga di Jawa Barat tahun 2024,” jelasnya.
Sementara itu, berdasarkan rilis BPS tanggal 5 Februari 2024, perekonomian Jawa Barat pada triwulan IV 2023 tercatat sebesar 5,15% (yoy), tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 4,58% (yoy).
Angka pertumbuhan ini lebih tinggi dari perekonomian nasional yang tumbuh sebesar 5,04% (yoy). Kinerja pertumbuhan ekonomi didukung oleh permintaan domestik seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat pada masa libur natal dan tahun baru, serta kenaikan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).
Dari sisi permintaan, kinerja ekonomi Jawa Barat pada triwulan IV 2023 dikontribusi olehkomponen konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 5,39% (yoy) sejalan dengan mobilitas masyarakat yang tinggi terutama untuk leisure.
PMTB tumbuh 12,39% (yoy) seiring dengan tingginya realisasi investasi di Jawa Barat yang mencapai 112% dari target, sedangkan pengeluaran pemerintah tumbuh 5,84% (yoy). sejalan dengan realisasi proyek strategis pemerintah, serta peningkatan belanja barang, jasa dan pegawai.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan IV 2023 bersumber dari sektor konstruksi yang tumbuh sebesar 12,68% (yoy) sejalan dengan tingginya aktivitas konstruksi di Jawa Barat. Sektor Perdagangan tumbuh sebesar 4,94% (yoy) didorong oleh daya beli masyarakat yang tetap terjaga dan sektor transportasi meningkat sebesar 14,67% seiring meningkatnya permintaan akan transportasi publik.
Sementara itu sektor Industri Pengolahan tumbuh melemah sebesar 2,09% (yoy), seiring masih lemahnya permintaan komoditas industri dari negara mitra dagang khususnya Amerika dan Eropa.
Secara keseluruhan tahun 2023, perekonomian Jawa Barat tumbuh 5,00% (yoy) lebih lambat dibandingkan tahun 2022 (5,45% yoy). Namun demikian, angka pertumbuhan Jawa Barat merupakan tertinggi kedua di pulau Jawa dan sedikit lebih rendah dari nasional yang sebesar 5,05% (yoy).
Pertumbuhan 2023 didukung dari konsumsi rumah tangga, sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat pasca pandemi dan antusiasme masyarakat menggunakan transportasi keret cepat whoosh.
Dari sisi pengeluaran tahun 2023, pertumbuhan ekonomi dikontribusi oleh konsumsi rumah tangga 5,34% (yoy) yang didorong oleh konsumsi produk makanan dan minuman (selain restoran), Investasi yang meningkat 7,73% (yoy) hingga menempati peringkat pertama nasional, serta pengeluran pemerintah yang tumbuh 5,30% (yoy) bersumber dari peningkatan belanja barang dan jasa serta belanja pegawai.
Dari sisi lapangan usaha tahun 2023, pertumbuhan ekonomi didukung oleh kinerja sektor industri pengolahan yang tumbuh 4,74% (yoy) bersumber dari subsektor industri makanan, industri kertas dan industri rekaman, sektor perdagangan besar dan eceran yang tumbuh 4,36% (yoy) seiring meningkatnya permintaan domestik, serta sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 10,93% (yoy) didukung dari seluruh moda darat, laut dan udara sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat.