Bisnis.com, BANDUNG — Ekonomi Jawa Barat pada 2023 tumbuh sebesar 5,00% (c-to-c), hal ini menunjukkan roda perekonomian kembali bergerak hampir merata pada beberapa sektor ekonomi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Marsudijono mengatakan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sepanjang 2023 menunjukkan kinerja yang positif.
Meskipun, jika dibandingkan dengan 2022, pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat melambat karena pada 2022 pertumbuhan ekonomi mecapai 5,45%.
“Menguatnya ekonomi Jawa Barat didorong oleh pertumbuhan positif pada sebagian besar sektor ekonomi,” ungkap dia dalam Berita Resmi Statistik (BRS), Senin (5/2/2024).
Menurut dia, sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi tahun 2023 dari sisi lapangan usaha disumbang oleh Industri Pengolahan dengan andil sebesar 2,04%.
Adapun dari sisi pengeluaran, sumbangan terbesar berasal dari Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 3,19%.
Dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 10,93%. Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga sebesar 14,02%.
Sementara itu, perekonomian Jawa Barat berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan IV-2023 mencapai Rp674,82 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp426,64 triliun.
Ekonomi Jawa Barat triwulan IV-2023 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 1,93% (q-to-q).
Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 16,74%. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 43,36%.
BPS juga mencatat Ekonomi Jawa Barat triwulan IV-2023 terhadap triwulan IV-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 5,15% (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 14,67%.
Dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 19,35%.