Bisnis.com, CIREBON - Penjabat Gubernur (Pj) Jawa Barat Bey Triadi Machmudin memastikan nama Metropolitan Rebana tidak akan diubah.
"Belum ada laporan ke saya terkait perubahan nama. Sampai saat ini tidak ada," kata Bey seusai mencanangkan Gerakan Masyarakat Pemasangan Tanda Batas (Gemapatas) di Desa Babakan Ciwaringin, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jumat (26/1/2024).
Metropolitan Rebana lahir di bawah kepemimpinan era Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum. Metropolitan tersebut meliputi Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, Kuningan, dan Kota Cirebon.
Rebana Metropolitan diproyeksikan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi Jabar di masa depan melalui pengembangan kawasan industri yang terintegrasi, inovatif, kolaboratif, berdaya saing tinggi, serta berkelanjutan.
Pada 2030 nanti, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi hingga 10%, pertumbuhan nilai investasi hingga 17%, dan menciptakan kurang lebih 4,3 juta lapangan pekerjaan baru.
Kawasan yang diutamakan Metropolitan Rebana meliputi area Subang Barat, Indramayu, Kertajati, Jatiwangi, Cirebon, Krangkeng, Tukdana, Balongan, Butom, Losarang, Patrol, dan Patimban.
Baca Juga
Bupati Cirebon Imron Rosyadi menyebutkan nama Metropolitan Rebana sudah sangat identik dengan Kabupaten Cirebon. Perubahan nama tersebut tidak perlu dilakukan.
Menurut Imron, untuk menunjang Metropolitan Rebana, pemerintah daerah mulai membangun infrastruktur untuk menunjang pengembangan kawasan.
Infrastruktur tersebut dibangun mulai 2024 ini. Pembangunan akan berjalan lancar lantaran sudah tidak ada lagi refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19.
“Diharapkan masyarakat Kabupaten Cirebon tidak menjadi penonton dari geliat tersebut. Kalau cuma menyaksikan lalu lalang saja, percuma," kata Imron.