Bisnis.com, CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon meminta para petambak garam untuk mampu menghasilkan garam bermutu tinggi.
Bupati Cirebon, Imron Rosyadi mengatakan, sebagian besar petambak garam di Kabupaten Cirebon belum seluruhnya mampu menghasilkan garam kualitas terbaik. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
“Cirebon itu dikenal sebagai daerah penghasil garam. Selain kuantitasnya, kualitas yang dihasilkan juga harus baik,” kata Imron di Kabupaten Cirebon, Kamis (11/1/2024).
Menurut Imron, beberapa kali pemerintah melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan melakukan pembinaan agar setiap garam yang dihasilkan memiliki mutu tinggi.
Pelatihan serupa, lanjut ia, akan terus dilanjutkan kepada para petani garam di Kabupaten Cirebon, sehingga mampu bersaing dengan petani dari wilayah lainnya.
Petambak garam di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengaku sulit menerapkan teknologi geomembran untuk produksi garam. Saat ini, para petani masih terapkan teknik konvensional yang sudah dilakukan sejak lama.
Baca Juga
Petambak Garam, Rahmat mengatakan, teknik produksi garam menggunakan bisa meningkatkan kualitas, lantaran kadar garam lebih tinggi, putih, dan bersih.
"Teknik geomembran ini juga membuat masa produksi dan panen berlangsung cepat," kata Rahmat.
Rahmat menyebutkan, harga satu gulungan geomembran 4x40 meter persegi dijual dengan harga Rp2,5 juta. Luas tambak garam yang ia miliki seluas 1 hektare, ini artinya dibutuhkan 30 gulung geomembran.
Untuk meningkatkan kualitas produksi, kata Rahmat, ia mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah. Sehingga nantinya, garam produksinya diminati.
"Saya mengakui, garam saya memang belum memiliki kualitas tinggi," kata Rahmat.