Bisnis.com, BANDUNG -- Ekonom dari Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi menilai sektor penyerapan belanja daerah dan stabilitas harga pangan bisa mengembalikan tren pertumbuhan ekonomi Jawa Barat.
Menurutnya jika dua sektor tersebut bisa dilakukan pemerintah daerah, maka kemungkinan besar perekonomian bisa tetap melaju optimis seuai target yakni kisaran 4,7%-5,5% (yoy).
Lebih jauh ia menilai, tingkat konsumsi rumah tangga sangat berkaitan erat dengan stabilitas inflasi karena menentukan daya beli. Sehingga di triwulan IV ini pemerintah harus bekerja ekstra dalam menjaga stabilitas harga pangan.
"Saya kira dari sisi pengeluaran itu kita perlu menjaga stabilitas inflasi agar konsumsi rumah tangga itu bisa lebih tinggi," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (7/11/2023).
Pasalnya lanjut Acuviarta, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Jawa Barat lebih dari 50%. Sehingga saat sektor ini didorong untuk terus tumbuh, akan menjadi pendongkrak laju pertumbuhan ekonomi di triwulan terakhir.
"Saya kira karena kontribusi konsumsi rumah tangga itu lebih dari separuh PDRB kita, maka saya kira kita bisa tumbuh sekitar 5-7%pun itu kontribusinya besar. Karena tidak ada koreksi terhadap pendapatan nominal pada saat ini, maka yang harus didorong itu stabilisasi harga, karena sedikit saja kita bisa mendorong daya beli masyarakat, itu kontribusinya besar terhadap pertumbuhan ekonomi karena share konsumsi rumah tangga dalam PDRB di atas 50%," jelasnya.
Baca Juga
Kemudian, ia juga meminta Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk tidak berpuas diri dengan melihat data yang menempatkan Jawa Barat sebagai provinsi dengan serapan investasi tertinggi di Indonesia.
Lantaran, ia menilai ruang tumbuh investasi di Jawa Barat masih sangat tinggi. Sehingga diharapkan kreativitas dan inovasi bisa terus dimunculkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menggenjot realisasi investasi.
"Investasi perlu percepatan, jadi perlu banyak inovasi sehingga kita gak puas bahwa Jawa Barat itu terbesar dari sisi penanaman modalnya," ungkapnya.
Selanjutnya, yang tak kalah penting adalah soal serapan anggaran belanja daerah yang sangat terkoreksi dalam pada triwulan IV 2023.
"Terkait belanja pemerintah, ini perlu didorong jangan menumpuk nanti di triwulan IV, itu saya kira perlu dilakukan karena saat ini terjadi pelemahan. Belanja pemerintah harus diforsir," imbuhnya.
Terakhir, ia juga menilai perlu adanya penguatan ekosistem industri domestik untuk menyiasati perlambatan pertumbuhan ekspor Jawa Barat yang diakibatkan melambatnya ekonomi mitra dagang strategis, seperti Amerika dan China.