Bisnis.com, BANDUNG -- Bank Indonesia Jawa Barat memaparkan penyebab pelemahan pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat di triwulan III 2023.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, perekonomian Jawa Barat pada triwulan III 2023 tumbuh sebesar 4,57% (yoy).
Pertumbuhan tersebut melambat apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,25% (yoy).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Erwin Gunawan Hutapea mengatakan, perlambatan ini disebabkan oleh masih lemahnya permintaan ekspor yang berdampak pada penurunan kinerja sektor industri pengolahan sebagai kontributor utama perekonomian Jawa Barat.
Selain itu, pertumbuhan pengeluaran pemerintah yang mengalami kontraksi juga menjadi penahan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.
Selanjutnya, El-Nino yang mempengaruhi kinerja sektor pertanian turut menahan akselerasi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat di triwulan III 2023.
Baca Juga
Dari sisi permintaan, sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan III 2023 didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 5,83% (yoy), konsumsi Lembaga Non-Profit Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 21,17% (yoy), serta investasi sebesar 8,40% (yoy).
Peningkatan konsumsi rumah tangga didorong oleh mobilitas masyarakat yang tetap tinggi terutama pada aktivitas wisata dan terjaganya daya beli masyarakat.
Hal ini diperkuat oleh hasil Survei Konsumen Bank Indonesia yakni Indeks Keyakinan Konsumen yang tetap tercatat pada level optimis sebesar 106,17 pada triwulan III 2023.
"Selain itu, tingginya berbagai aktivitas persiapan untuk penyelenggaraan Pemilu 2024 turut berdampak positif pada kinerja konsumsi LNPRT di Jawa Barat," ungkapnya, Selasa (7/11/2023).
Lebih lanjut, realisasi investasi di Jawa Barat hingga triwulan III 2023 mencapai Rp153,2 triliun, sekaligus sebagai yang tertinggi secara nasional.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat yang masih positif didukung oleh peningkatan kinerja beberapa sektor antara lain sektor transportasi dan pergudangan (12,44% yoy), sektor penyediaan akomodasi makan dan minum (7,76% yoy), sektor konstruksi (5,88% yoy) serta sektor perdagangan besar dan eceran (4,32% yoy).
Positifnya kinerja sektor konstruksi sejalan dengan pembangunan beberapa proyek pemerintah (Jalan Tol Japek Sisi Selatan II dan berbagai bendungan).
"Selain itu, kinerja sektor konstruksi juga didukung oleh proyek swasta yang masih berjalan untuk memenuhi pencapaian target akhir tahun," ungkapnya.
Di sisi lain, peningkatan mobilitas masyarakat yang didorong oleh aktivitas wisata berdampak positif pada peningkatan kinerja sektor transportasi & pergudangan serta sektor penyediaan akomodasi makan & minum.
Hal ini terkonfirmasi dari pertumbuhan penumpang pesawat (Bandara Husein Sastranegara & Kertajati) yang tercatat sebesar 57% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya (32,5% yoy).
Selain itu, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Jawa Barat sebesar 42,83% pada triwulan III 2023, lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2023 (38,98%).
"Hal ini juga berdampak pada penjualan ritel yang mendorong kinerja sektor perdagangan besar dan eceran di Jawa Barat," jalasnya.
Ia menilai, pada 2023, perekonomian Jawa Barat diperkirakan tetap tumbuh positif pada kisaran 4,7-5,5% (yoy).
"Optimisme tersebut ditopang oleh penguatan permintaan domestik, dimana mobilitas masyarakat pada tahun 2023 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, serta adanya momentum safari politik yang telah dimulai sejak triwulan III 2023," jelasnya.
Ke depan, sinergi dan kolaborasi perlu terus diperkuat terutama alignments program kerja dengan seluruh stakeholders.
Menurutnya, pelbagai upaya perlu terus dilakukan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi domestik antara lain melalui optimalisasi realisasi belanja daerah, mendorong promosi investasi, mendorong percepatan dan perluasan digitalisasi.
"Juga memastikan berjalannya roda perekonomian melalui penyelenggaraan berbagai event/pameran mendukung UMKM, serta terus mendorong optimalisasi infrastruktur konektivitas untuk meningkatkan pemerataan ekonomi di Jawa Barat," tandasnya.