Bisnis.com, CIREBON—Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon mencatat terdapat 1.002 hektare sawah di Kabupaten Cirebon yang mengalami kekeringan hingga saat ini.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Samsina mengatakan, kejadian tersebut akibat kemarau panjang dampak fenomena el nino dan hujan yang tak kunjung mengguyur.
Menurut Samsina, kejadian kekeringan tersebut melanda ke 29 wilayah kecamatan di Kabupaten Cirebon.
“Dari 8.860 hektare lahan yang ditanami padi dan 1.002 hektare mengalami kekeringan serta 31 hektare sudah mengalami gagal panen,” kata Samsina melalui pesan singkat kepada Bisnis.com, Senin (6/11/2023).
Berdasarkan hasil penelusuran, kata Samsina, pihaknya menemukan 1.603 hektare lahan yang rentan mengalami kekeringan dalam waktu dekat ini.
Samsina menyebutkan, Distan Kabupaten Cirebon saat ini melakukan sejumlah langkah strategis mengurangi dampak kemarau panjang.
Beberapa upaya di antaranya, melakukan tata kelola air dan menyediakan alat penunjang air.
Baca Juga
“Distan juga mencari sumber yang bisa diaktifkan untuk pengairan ke sawah,” katanya.
Di balik kejadian tersebut, Harga gabah di Kabupaten Cirebonterus mengalami kenaikan harga.
Saat ini harga gabah dijual dengan harga Rp7.000 per kilogram. Sebelum ada kenaikan, harga gabah hanya berada di angka Rp5.000 per kilogram.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar mengatakan, kenaikan harga gabah terjadi karena menurunnya produktivitas serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).
“Jumlah produksi menurun dari angka tujuh menjadi enam hektare,” kata Tasrip.
Menurut Tasrip, petani saat ini tengah menikmati tingginya harga gabah. Dalam 10 tahun terakhir ini, lanjut Tasrip, harga gabah pada 2023 ini menjadi yang tertinggi.
“Diprediksi, kenaikan harga gabah akan tetap tinggi sampai Desember 2023,” ujarnya.