Bisnis.com, BANDUNG--BUMD PT Jasa Sarana segera menjalankan perintah Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin untuk mempercepat proses operasional TPPAS Nambo, Bogor.
Direktur Utama PT Jasa Sarana Indrawan Sumantri mengatakan pihaknya selaku pemilik penuh saham PT Jabar Bersih Lestari (pengelola TPPAS Nambo) mendapat penugasan dari Pj Gubernur untuk pencarian mitra pendanaan.
"Sejauh ini terus berprogres dalam pemilihan investor calon mitra strategis. Pertemuan dan pemaparan dari beberapa investor calon mitra sudah dilakukan dan sedang dalam proses tahap pengkajian lebih lanjut," katanya, Rabu (20/9/2023).
Indrawan memastikan dalam proses ini seluruh aspek legal dan teknis sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku menjadi hal utama untuk penentuan Langkah berikutnya.
"Berdasarkan timeline tahapan proses pemilihan mitra tentu saja perseroan telah menyiapkan langkah-langkah lanjutan dan pemenuhan semua aspek serta ketentuan-ketentuan yang wajib untuk dipenuhi sampai diumumkannya Mitra Badan Usaha Pelaksana PT Jabar Bersih Lestari," tuturnya.
Sebelumnya Bey memastikan saat ini progres pembangunan tahap satu TPPAS Lulut Nambo yang berada di Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor itu sudah mencapai 87 persen.
Baca Juga
"Saya mendorong untuk segera dioperasikan. Tahap satu ini progresnya sudah 87 persen, saya minta target sebelum akhir tahun sudah beroperasi," ujar Bey.
Pada tahap satu ini, TPPAS Lulut Nambo hanya mampu mengolah sampah sebanyak 50 ton per hari.
Namun demikian, Bey optimistis kapasitasnya bisa meningkat walaupun dengan luas lahan yang sama. Hal ini seiring dengan masuknya investor baru dan inovasi yang sedang dikembangkan.
"Tahap awal 50 ton per hari dulu. Nanti setelah ada investor baru dan inovasi mudah-mudahan bisa dinaikan kapasitasnya dengan luas yang sama," kata Bey.
Setelah TPPAS Lulut Nambo tahap satu ini beroperasi, daerah yang pertama kali akan diangkut sampahnya adalah Kota Depok. Selain Depok, tiga daerah lain yang akan membuang sampah ke TPPAS yang punya daya tampung total 1.800-2.300 ton per hari itu adalah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Tangerang Selatan.
"Setelah beroperasi (tahap satu) sampah dari Kota Depok dulu yang akan diambil sesuai PKS-nya," ucap Bey.
Total luas lahan TPPAS Lulut Nambo yakni 55 hektare. Hasil pengolahan sampahnya berupa Refuse Derived Fuel (RDF). Prosesnya antara lain, sampah masuk dan ditimbang kemudian dipisah sesuai jenisnya.
Setelah dimasukkan ke dalam mesin pencacah sampah akan masuk proses biologis yaitu pengeringan selama beberapa waktu lamanya.
Kemudian kering sampah dipisahkan menjadi tiga bagian yaitu kompos, sampah sisa yang tidak bisa dimanfaatkan, dan sampah material RDF yang siap diambil oleh PT Indocement.
Bey memastikan, setelah TPPAS Lulut Nambo tahap satu beroperasi, pembangunan tahap dua akan berjalan. Saat ini proses tahap dua tengah memasuki penjajakan dengan investor.
"Tahap dua masih dalam penjajakan dengan investor ya, total dua tahap, tapi kita fokus dulu tahap satu ini beroperasi. Kalau sudah jalan, maka ke tahap duanya akan lebih mudah," ucap Bey.