Bisnis.com, CIREBON - Harga garam di Kabupaten Cirebon terus anjlok pada kemarau tahun 2023. Kerja dari pemerintah daerah harus hadir untuk menstabilkan harga tersebut
Petambak garam, Ismail Marzuki menyebutkan saat ini harga garam berada di angka Rp700 per kilogram. Harga tersebut merosok tajam dibandingkan beberapa bulan lalu yang mampu menembus angka Rp3.000.
“Di saat produksi mengalami peningkatan drastis, harganya justru terus turun,” kata Ismail kepada Bisnis, Jumat (25/8/2023).
Akibat kondisi tersebut, kata Ismail, ia terpaksa menyimpan cadangan garam untuk dijual saat harga kembali tinggi. Cadangan garam yang ia miliki saat ini sebanyak 3 ton.
Menurut Ismail, cadangan garam 3 ton yang ia dimiliki hanya senilai Rp2,1 juta. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan ongkos produksi dan waktu yang dikeluarkan selama proses kristalisasi garam.
“Kalau dijual juga tidak akan untung sama sekali. Lebih baik saya simpan saja,” kata Ismail.
Baca Juga
Selain harga garam yang anjlok, pertanian garam di Kabupaten Cirebon masih dihantui alih fungsi menjadi kawasan permukiman atau alih tanam ke komoditas lainnya.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), tambak garam di Kabupaten Cirebon berada di delapan wilayah kecamatan yakni, Losari, Gebang, Pangenan, Astanajapura, Mundu, Gunung Jati, Kapetakan, dan Suranenggala.
Dari delapan wilayah tersebut, luas tambak garam yang tersisa sebanyak 1.011 hektare. Sementara pada 2021, luas lahan tersebut mencapai 2.408 hektare.
Saat ini, lahan pertanian garam di Kabupaten Cirebon paling luas berada di Kecamatan Pangenan, seluas 785 hektare. Sementara paling kecil berada di Kecamatan Gunung Jati, dengan luas hanya 4 hektare.
Selain penyusutan lahan, jumlah petambak garam terus berkurang. Sepanjang 2022, tersisa 924 orang. Sementara pada tahun sebelumnya, tercatat ada 1.212 orang.