Bisnis.com, CIREBON - Kabupaten Cirebon dalam beberapa hari terakhir ini diguyur hujan intensitas ringan hingga sedang. Akibat kejadian tersebut, petambak garam mengalami gagal panen.
Ismail, petambak garam di Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon menyebutkan, Rabu (20/6/2023) ini dijadwalkan akan melakukan panen garam. Namun, karena diguyur hujan proses kristalisasi air laut menjadi garam rusak seketika.
“Musuh proses kristalisasi garam itu hujan. Kalau kehujanan semua pasti rusak,” kata Ismail di Kabupaten Cirebon, Selasa (20/6/2023).
Ismail menyebutkan, kejadian terparah terjadi pada 2022. Dimana, pada tahun tersebut seluruh petambak garam di Kecematan Pangenan tidak bisa melakukan panen.
Penyebab tidak adanya aktivitas panen garam, menurut Ismail, karena curah hujan yang tinggi sepanjang 2022 dan beberapa kali terjangan banjir rob.
"Tahun lalu sangat parah, belum panen sama sekali. Padahal, harga garam saat ini 1200 per kilonya dan itu sangat bagus," kata Ismail.
Akibat hal tersebut, sebagian petani garam di wilayah timur Kabupaten Cirebon ini terpaksa melakukan alih profesi menjadi petani bawang atau jenis sayur lainnya.
Sebagian petani lainnya, kata Ismail, terpaksa mengambil pekerjaan serabutan di luar Kabupaten Cirebon. "Aktivitas mencari uang harus berjalan, masa harus menunggu garam saja," kata Ismail.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi garam di Kabupaten Cirebon sepanjang 2022 hanya sebesar 908 ton. Angka tersebut lebih dibandingkan tahun 2021 sebanyak 1.203 ton.
Daerah produksi garam terbanyak di kabupaten tersebut yakni Kecamatan Pangenan dengan hasil 400 ton. Kemudian, Kecamatan Kapetakan menjadi daerah terbanyak dengan hasil 285,7 ton.