Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pesantren Darul Fallah Bogor Kembangkan Pertanian Modern via Teknologi dan Digitalisasi

Pesantren Pertanian Darul Fallah Bogor merupakan contoh sukses pesantren yang memberdayakan santri untuk memiliki jiwa wirausaha di bidang agribisnis.
Pesantren Pertanian Darul Fallah Bogor merupakan contoh sukses pesantren yang memberdayakan santri untuk memiliki jiwa wirausaha di bidang agribisnis./Bisnis
Pesantren Pertanian Darul Fallah Bogor merupakan contoh sukses pesantren yang memberdayakan santri untuk memiliki jiwa wirausaha di bidang agribisnis./Bisnis

Bisnis.com, BOGOR -- Pesantren Pertanian Darul Fallah Bogor merupakan contoh sukses pesantren yang memberdayakan santri untuk memiliki jiwa wirausaha di bidang agribisnis.

Darul Fallah Bogor berada di Jl. Raya Tanjakan Cinangneng No.44, Bojong Jengkol, Kec. Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Luasnya mencapai 25 hektare, di mana 10 untuk pendidikan sedangkan 15 hektare untuk lahan pertanian.

Aktivitas santri di Pesantren Pertanian Darul Fallah
Aktivitas santri di Pesantren Pertanian Darul Fallah

Wakil Pimpinan Pesantren Pertanian Darul Fallah Bidang Pendidikan, Maman mengatakan selain mengajarkan ilmu agama, pihaknya juga mengajarkan pertanian dan wirausaha kepada para santri yang saat ini berjumlah sekitar 200 orang. Para santri diajarkan bertani, beternak, budi daya perikanan, dan pengolahan hasil pertanian.

"Selain soal agama Islam, kami bekali para santri dengan ilmu pengetahuan khususnya soal pertanian dan kewirausahaan. Selain itu juga, kami arahkan para santri agar melek digitalisasi," ujarnya, Selasa (23/8/2023).

Menurutnya, pemanfaatan teknologi dan digitalisasi punya arti yang sangat penting agar bisa beradaptasi dan berkembang di era modern.

Maman juga mencontohkan Jepang dan negara maju lainnya yang memanfaatkan teknologi dalam bertani sehingga lebih efisien dan efektif.

Melihat kondisi tersebut, para santri harus melek menggunakan teknologi dan digitalisasi dalam mendorong produksi maupun memperluas pemasaran hasil dari sektor pertanian, mulai dari penggunaan m-banking hingga QRIS.

"Kalau santri tidak melek teknologi dan digitalisasi maka akan tertinggal jauh dari yang lain," kata dia.

Lebih lanjut Maman menjelaskan Pesantren Darul Fallah sengaja memilih untuk mengajarkan ilmu pertanian kepada para santri karena saat ini banyak generasi muda yang enggan menjadi petani sehingga mengancam keberlangsungan regenerasi tenaga kerja sektor pertanian.

Menurutnya, petani masih dianggap sebagai profesi yang kurang bisa memberikan harapan untuk masa depan sehingga banyak penduduk desa yang memilih bekerja di perkotaan.

Akibatnya, banyak lahan pertanian yang menganggur sehingga dijadikan lahan industri atau perumahan.

"Banyak anak muda yang tidak mau menjadi petani sehingga terjadi loss generation di sektor pertanian. Hal ini sangat berbahaya karena bisa mengancam ketahanan pangan," kata dia.

Dia menjelaskan desa punya potensi yang luas biasa untuk digarap melalui pengembangan sektor pertanian. Pertanian juga merupakan sektor yang menjanjikan karena sebagai penyuplai kebutuhan pokok masyarakat dengan permintaan pasar yang sangat tinggi.

Melalui pendidikan di Pesantren Pertanian Darul Fallah, pihaknya berharap dapat melahirkan santri yang mampu mengembangkan sektor pertanian dan usaha lain di bidang pertanian sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

"Kami ingin mencetak petani yang berilmu dan punya prinsip dasar syariat Islam. Selalu ingat kepada Allah, sehingga saat panen bisa berzakat dan berbagai kepada sesama," kata dia.

Sementara itu, Kepala Manajer Umum dan Litbang Kultur Jaringan, Muhammad Adil mengatakan Pesantren Darul Fallah memiliki unit bisnis melalui PT Dafa Teknoagro Mandiri yang mampu memperbanyak tanaman dengan memanfaatkan teknologi kultur jaringan.

Para santri diajarkan tentang ilmu kultur jaringan tanaman mulai dari Inisiasi (memilih bibit unggul), Sterilisasi, Pemotongan eksplan, Penanaman pada media media, Multiplikasi, hingga Aklimatisasi.

Menurutnya, bibit tanaman punya permintaan pasar yang cukup tinggi. Adapun bibit tanaman yang dikembangkan meliputi Pisang, Kentang, dan Tanaman Hias.

Sebagai contoh, pihaknya mendapat pesanan dari Kementerian Pertanian sebanyak 200.000 bibit pisang pada 2022 lalu.

Sedangkan bibit kentang banyak dipesan oleh para petani dari Jawa Barat (Pangalengan Kabupaten Bandung dan Lembang Kabupaten Bandung Barat), dan Jawa Tengah (Dieng Banjarnegara).

Adapun tanaman hias dipesan sesuai permintaan pelanggan termasuk pengembangan bibit tanaman langka.

"Sesuai dengan peralatan dan tenaga kerja yang dimiliki, kami bisa memproduksi sekitar 2 juta bibit per tahun. Bibit pisang yang kita hasilkan sudah bersertifikat," katanya.

Bisnis Indonesia Perwakilan Jawa Barat menggelar program jurnalistik Safari Ekonomi Syariah. Program ini mendapat dukungan penuh dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Bank Syariah Indonesia (BSI) dan BJB Syariah. (k67)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dadi Haryadi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper