Bisnis.com, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendudukkan penuntasan stunting sebagai salah satu program prioritas.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan ada tiga syarat Indonesia menjadi negara adidaya 2045.
Salah satunya sumber daya manusia yang kompetitif, cerdas dan tangguh. Untuk mendukung hal itu, Jabar sudah berkomitmen menyiapkan SDM berkualitas lewat berbagai program dan kebijakan.
"Negara maju itu rata-rata SDM-nya berkualitas dan sebagai pemimpin saya menyiapkan konsep itu supaya pada waktunya datang kita akan melahirkan generasi yang kompetitif, cerdas, dan tangguh," tuturnya, Kamis (20/7/2023).
Menurutnya karena itu urusan stunting menjadi perhatian serius Pemprov Jabar. SDM berkualitas akan terwujud bila bisa menekan angka stunting.
Kang Emil menyebut, Jabar menjadi yang terbaik dalam penanganan penurunan stunting di Pulau Jawa.
"Harus zero stunting dan sekarang Jabar menuju zero stunting setelah menjadi yang terbaik dalam penanganan penurunan stunting di Pulau Jawa," sebutnya.
Secara teknis bertahap saat ini, Jabar berhasil menurunkan angka hingga empat persen, dari jumlah kurang lebih 24,6 persen menjadi 20,2 persen.
Capaian tersebut karena adanya komitmen yang kuat, inovasi, dan kolaborasi antara provinsi, kabupaten, dan kota.
“Untuk itu diharapkan sampai akhir tahun ini kita bisa menurunkan stunting menjadi 19,2 persen. Tahun 2024 bisa turun lagi targetnya (prevalensi stunting ) jadi 14 persen. Saya rasa ini tantangan yang sangat luar biasa,” pungkas gubernur.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Vini Adiani menyatakan dari awal pihak Pemprov Jabar melalui Dinas Kesehatan konsisten bahwa penanganan masalah stunting tidak hanya diselesaikan oleh pihak Dinas Kesehatan saja.
Namun, ada strategi konvergensi dalam hal ini menyelesaikan masalah spesifik dan sensitif. “Jadi untuk masalah spesifik diselesaikan oleh kami Dinas Kesehatan, sementara masalah sensitif dilakukan dinas di luar Dinas Kesehatan,” katanya.
Dalam strategi percepatan Zero Stunting, menurutnya terdapat pilar utama yang salah satunya peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan baik dari pemprov, pemda kabupaten/kota hingga dan pemerintah desa di Jawa Barat.
Dalam strategi percepatan penurunan stunting menurut Vini, terdapat 5 pilar utama, salah satunya peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di pemprov, pemda kabupaten/kota hingga pemerintah desa di Jawa Barat.
“Pentingnya, penguatan regulasi dalam mendukung kebijakan program terkait gizi, pendampingan Puskesmas melalui surveilans gizi hingga peningkatan kapasitas petugas dalam tatalaksana gizi buruk,” beber Vini.
Selain itu, lanjutnya, juga dilakukan kegiatan-kegiatan praktik baik seperti kampanye gizi seimbang dan gebyar minum tablet tambah darah (TTD) rematri serentak di Provinsi Jawa Barat yang melibatkan 5.685 sekolah ( 38 persen satuan pendidikan) dari total rematri 1.399.995 orang (64,5 persen sasaran).
“Yang masih perlu digerakkan adalah intervensi balita mulai dari weight faltering (tidak naik satu kali), undeweight dan wasting dimana sehingga tidak ada lagi kasus stunting baru. Jumlahnya yakni tidak naik tahun 2023 sebanyak 511.489, underweight 181.484 dan wasting 110.347 balita,” pungkasnya.