Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IKA Polman Minta Pemerintah Serius Perhatikan Industri Manufaktur Dalam Negeri

Ikatan Alumni Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung mendorong pemerintah memerhatikan industri manufaktur dalam negeri. 
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG -- Ikatan Alumni Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung mendorong pemerintah memerhatikan industri manufaktur dalam negeri. 

Pasalnya, saat ini banyak sumber daya manusia (SDM) yang memilih kerja di luar negeri karena gaji dalam negeri dinilai tidak setimpal. 

Perwakilan Ikatan Alumni Polman Bandung Agus Hendianto mengatakan, kondisi manufaktur saat ini masih banyak dikuasai oleh Tiongkok. Banyak negara yang kebutuhan manufakturnya masih bergantung pada Tiongkok. 

"Manufaktur terbesar di China hampir 80 persen dunia bergantung di sana dan tantangan kita adalah sudah menerapkan TKDN jadi pemerintah membeli barang TKDN ini tantangan tersendiri," katanya, belum lama ini di Bandung. 

Dengan sudah adanya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), Agus menjelaskan, ini menjadi acuan untuk industri manufaktur dalam negeri menciptakan barang jadi yang lebih murah dibandingkan dengan produk dari Tiongkok. 

"Tantangan kita bagaimana memberikan harga lebih murah. Dan persaingan dengan China sangat berat hampir seluruh dunia tidak sanggup lawan mereka nah itu jadi tantangan besar," ungkapnya. 

Lebih lanjut, Agus mengatakan, Indonesia saat ini mendapatkan keuntungan yaitu bonus demografi. Artinya, angkatan kerja baru banyak dibandingkan angkatan kerja tua. Kondisi ini juga jauh berbeda dibandingkan beberapa negara lain seperti Jepang, dan Korea. 

"Problemnya, banyak angkatan kerja kita yang bagus malah kesana ke luar negeri. Hal ini karena faktor gaji yang belum bagus dalam negeri. Tapi bagusnya kalau mereka di sana belajar dan balik bagus membangun dalam negeri," katanya. 

Soal SDM dalam negeri, menurutnya, masih banyak angkatan muda kerja baru yang minat dalam manufaktur. Peluang lapangan kerja juga dirasakannya masih banyak. Hanya saja, persoalan gaji yang menjadi pertimbangan. 

"Peluang lapangan kerja masih besar, hanya saja tantangannya tadi, karena harganya cost dari harga jual kan dari gaji macem-macem. Jadi gaji tidak terlalu besar," kata dia.

Ikatan Alumni Polman sendiri menggelar Kegiatan Reuni Akbar, di Kampus Polman Jalan Kanayakan-Dago, Sabtu (8/6/2023) lalu. 

Reuni akbar tersebut, dihadiri oleh ribuan lebih alumni dari angkatan 76 sampai 2022. Menurut Perwakilan Ikatan Alumni Polman Bandung, Agus Hendianto, pada kegiatan ini dipamerkan juga 20 produk yang dibuat oleh alumni. 

"Selain itu juga ada penandatanganan Koperasi Kompak yang diinisiasi oleh alumni kami. Karena, alumni kami sekitar 15 hingga 20 persen menjadi entrepreneur," ujar Agus. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper