Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lembur Pakuan Jadi Laboratorium Lingkungan dan Pertanian Organik di Kabupaten Subang

Sejak empat tahun terakhir petani Desa Sukasari, Kabupaten Subang, memilih budidaya pertanian dengan sistem organik.
Dedi Mulyadi saat mengolah kotoran sapi dari peternakannya untuk dijadikan pupuk organik. istimewa
Dedi Mulyadi saat mengolah kotoran sapi dari peternakannya untuk dijadikan pupuk organik. istimewa

Bisnis.com, SUBANG–Kabupaten Subang, adalah salah satu daerah lumbung padi nasional. Luasan areal pertanian di kabupaten ini, tercatat juga yang ketiga terbesar di Jawa Barat. Tak heran, hampir sebagian besar wilayah ini merupakan areal pertanian. 

Sejauh ini, sebagian besar petani di wilayah tersebut mungkin masih menggunakan sistem pertanian konvensional dalam pengelolaan lahannya. Misalnya, dengan memanfaatkan teknologi modern seperti pupuk dan pestisida kimia sintesis dosis tinggi dengan tanpa atau sedikit pupuk organik.

Namun, kondisi itu berbeda dengan apa yang dilakukan para petani di Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan Kabupaten Subang. Sejak empat tahun terakhir lebih memilih budidaya pertanian dengan sistem organik yang segala sesuatunya masih menggunakan bahan yang ramah lingkungan.

Dedi Mulyadi, penggagas sistem pertanian organik di Desa Sukasari, dirinya membuat laboratorium dan percontohan pertanian organik di daerah yang dikenal dengan sebutan Lembur Pakuan. Ini, juga bagian dari upayanya supaya petani tidak ketergantungan terhadap produk kimia. 

"Saat ini, Lembur Pakuan sudah jadi laboratorium untuk melakukan riset dan pengelolaan siklus pengelolaan lingkungan hingga pertanian organik," ujar Dedi, belum lama ini.

Dedi menjelaskan, perjalanannya membangun Lembur Pakuan ini ia mulai dengan terlebih dahulu membangun kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah rumah tangga agar lebih bermanfaat. Sampah organik diarahkan untuk dibuat menjadi pupuk, sementara sampah non-organik dikumpulkan untuk diolah atau dijual ke pengepul.

"Seiring berjalannya waktu, saat ini masyarakat sudah mulai peduli untuk membuat kegiatan rutin membersihkan sampah. Bahkan pendatang atau pengunjung pun dibuat segan dan malu kalau membuang sampah sembarangan di desa ini," jelas pria yang saat ini menjabat Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI itu.

Setelah melakukan penataan lingkungan, Dedi Mulyadi pun mulai masuk ke sektor pertanian. Terlebih, sumber penghasilan sebagian besar masyarakat di desa ini ada di sektor pertanian. 

Misi pertama yang ia lakukan untuk mendorong sektor pertanian di desanya itu dimulai dengan mengajak masyarakat untuk mengembalikan kesuburan tanah yang sudah mulai jenuh oleh berbagai pupuk dan pestisida kimia.

Bahan organik pun kebanyakan berasal dari sampah rumah tangga yang telah dipilah oleh masyarakat. Ada juga yang berasal dari peternakan seperti limbah lele dan kotoran sapi.

Di saat bersamaan Kang Dedi juga mulai mengembangkan sektor peternakan di kampung halamannya ini. Dia mengolah kotoran dan urine sapi sebagai produk utama peternakan itu, yakni pupuk organik.
"Kotoran dan kencing itu kemudian dikelola menjadi bahan organik untuk sawah, kemudian padi tumbuh dan sisa panen kembali ke kandang sapi menjadi pakan. Di situ tumbuh siklus yang tak pernah putus. Jadi, satu kesatuan di desa ini saling bergantungan," paparnya.

Kini kerja keras Dedi telah dirasakan manfaatnya oleh warga di desa itu. Bahkan ia telah membuat pembibitan padi organik Lembur Pakuan yang akan disebar di ribuan hektar sawah masyarakat sekitar.

"Membangun kesadaran itu awalnya memang susah, tapi sekarang Lembur Pakuan terbukti bisa mengelola sampah dan membangun pertanian organik. Dan kini banyak orang sengaja datang untuk wisata ke Lembur Pakuan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Asep Mulyana
Editor : Dinda Wulandari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper