Bisnis.com, PURWAKARTA – Perairan Waduk Ir Djuanda (Jatiluhur) Kabupaten Purwakarta selama ini kerap dipenuhi eceng gondok. Memang, keberadaan tumbuhan air dengan nama latin Eichornia Crassipes itu tidak membahayakan bagi ekosistem di waduk buatan ini.
Hanya saja, secara estetika sangat mengganggu. Bukan hanya mengganggu pemadangan, gulma ini juga sangat mengganggu aktivitas perahu warga dan lalulintas di perairan waduk buatan tersebut.
Namun, di tangan Tanissa Puti Rahmadiva, 21, eceng gondok yang melimpah di perairah Waduk Jatihur ini bisa sangat bermanfaat. Dia menjdikan tanaman tersebut sebagai bahan dasar kerajinan yang sangat estetik dan tentunya bernilai ekonomis.
Kepekaan remaja peraih runner-up Mojang-Jajaka Purwakarta tahun 2021 itu patut diapresiasi. Apalagi, dia berhasil menggali peluang bisnis dari barang yang dianggap sebagian orang itu tidak bermanfaat.
Gadis berparas cantik yang tinggal di sekitaran Waduk Jatiluhur, mengungkapkan awal mula dirinya tertarik mengolah eceng gondok menjadi produk kerajinan tangan.
"Awalnya sih prihatin ya, banyak eceng gondok di perairan Jatiluhur yang dibiarkan begitu saja. Bagi saya, ini bisa menjadi peluang untuk mengubahnya menjadi barang yang bermanfaat," ujar Tanissa, belum lama ini
Mahasiswi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung itu juga menjelaskan, dalam membuat kerajinan berbahan dasar eceng gondok ini dirinya belajar secara otodidak.
Adapun pembuatan produk kerajinan tangan itu diawali dengan pemilihan batang eceng gondok yang cukup panjang. Kemudian, bagian tersebut dikeringkan dan dipipihkan sebelum akhirnya siap dianyam menjadi benda-benda bernilai ekonomis.
Sampai saat ini, ada beberapa barang yang sudah dibuatnya dari eceng gondok. Mulai dari tatakan gelas, tas, tempat tissu dan beberapa barang lainnya.
Dalam membuat kerajinan berbahan dasar batang eceng gondok ini, dirinya juga melibatkan masyarakat. Karena memang, sebenarnya target utama dirinya membuat kerajinan tangan ini lebih ke pemberdayaan masyarakat.
Dengan kata lain, kemampuan yang dimiliknya bisa juga dibagikan kepada masyarakat di sekitar tempat tinggalnya supaya barang yang ada di sekitar lingkungan bisa bermanfaat. Minimalnya, barang yang terbuat dari eceng ini bisa dimanfaatkan untuk diri pribadi.
Tanissa menambahkan, dia sebenarnya telah mempersiapkan diri sejak lama untuk mengolah eceng gondok ini menjadi barang yang bermanfaat. Namun, dirinya baru bisa mulai action sejak Oktober 2021 kemarin.
Dia pun mengklaim, pemberdayaan masyarakat melalui pengolahan eceng gondok sebagai inisiatif pribadi. Untuk saat ini sebenarnya tidak menargetkan penjualan dari hasil produknya. Karena tadi, target dirinya itu lebih ke pemberdayaan masyarakat.
"Untuk produksinya belum banyak, karena target utamanya adalah untuk memberdayakan masyarakat dulu," kata dia.
Dia menambahkan, pengolahan eceng gondok ini juga bisa sekaligus menjadi sebagai solusi untuk mengurangi populasinya sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. (K60)