Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DKPP Jabar Perkuat Program Pengawasan Keamanan Pangan Sepanjang 2022

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat terus memperkuat program pengawasan keamanan dan mutu pangan sepanjang 2022.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, BANDUNG--Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat terus memperkuat program pengawasan keamanan dan mutu pangan sepanjang 2022.

Program ini juga didorong oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil agar mutu pangan segar yang dikonsumsi masyarakat terjamin keamanan dan kesehatannya.

Kepala DKPP Jabar Moh Arifin Soedjayana mengatakan dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan, saat ini masyarakat semakin peduli terhadap keamanan pangan yang akan dikonsumsi.

Kondisi ini menurutnya semakin mendorong pelaku usaha untuk bertanggungjawab terhadap keamanan pangan dari produk yang ditanganinya, sebagaimana amanat dalam UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.

Salah satu kearifan budaya makan di Jawa Barat yang masih ada hingga sekarang adalah budaya makan lalapan. Menurutnya ini menjadi salah satu konsentrasi dari pimpinan.

"Pak Gubernur (Ridwan Kamil) mendorong DKPP sebagai instansi yang menangani urusan keamanan pangan dapat senantiasa berkomitmen menjaga keamanan pangan khususnya pangan segar asal tumbuhan di wilayah Provinsi Jawa Barat,” katanya di Bandung, Selasa (6/12/2022).

Saat ini ekspor komoditas pertanian dan pangan Indonesia masih memiliki peluang yang cukup besar, khususnya terkait dengan jumlah dan jenis komoditas pertanian yang besar dan beragam. Namun peluang eskpor tersebut juga dihadapkan pada tantangan konsistensi dalam pemenuhan mutu dan keamanan pangan.

“Karena itu alur distribusi dan rantai pasok pangan segar asal tumbuhan dari hulu ke hilir perlu dipantau pergerakannya demi terjaminnya mutu keamanan pangan, oleh karena itu diperlukan jejaring keamanan pangan yang melibatkan institusi lintas sektor yang terkait,” katanya.

Di DKPP Jabar, pengawasan keamanan pangan segar asal tumbuhan dibagi menjadi dua bagian yakni pengawasan pre-market yang menjadi tupoksi Balai Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan DKPP Jabar.

“Bentuk pengawasannya mulai dari soal izin edar produk usaha dalam negeri kecil [PDUK] lalu pengawasan sanitasi higienitas melalui Sertifikat Penerapan Penanganan yang Baik Pangan Segar Asal Tumbuhan,” katanya,

Sementara untuk pengawasan post-market yang menjadi tupoksi Bidang Konsumsi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia DKPP Jabar dilakukan mulai dari label dan kemasan, pengambilan contoh produk hingga pengujuan produk pangan.

Pengawasan di 2022

“DKPP Jabar sepanjang 2022 rutin melakukan sosialisasi dan edukasi keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) dengan pelaku usaha PSAT dan unit pasar di Kabupaten/Kota di Jawa Barat,"

"Kami juga rutin menggelar rapat koordinasi keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) dengan Dinas Kabupaten/Kota yang menangani ketahanan pangan,” tutur Arifin.

Pihaknya juga secara reguler menggelar pelatihan bagi petugas pengambil contoh (PPC} dan pengawasan mutu keamanan pangan di lingkungan DKPP Jabar.

Selain itu pengawasan keamanan pangan segar di peredaran juga dilakukan secara rutin dengan cara pengambilan sampel di pasar tradisional maupun pasar modern untuk selanjutnya diuji secara cepat dengan rapid test kit atau pengujian di laboratorium terakreditasi.

“Menjelang hari-hari besar atau pada kejadian insidental biasanya dilakukan pengawasan keamanan terpadu ke pasar tradisional maupun retail modern yang melibatkan perangkat daerah lintas sektor yaitu Disperindag sebagai leading sector bersama DKPP, BPOM, dan Dinkes,” ujarnya.

Menurutnya sampel yang diambil pada saat pengawasan keamanan pangan di Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Pengujian sampel Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) dengan menggunakan test kit dan pengujian di laboratorium. Adapun parameter yang diujikan antara lain residu pestisida, logam berat, dan mikrobiologi.

Sebagai tindak lanjut dari pengawasan keamanan pangan menurut Arifin, apabila terdapat temuan dari sampel hasil pengujian keamanan pangan yang berasal Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat maka tindakan selanjutnya adalah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk ditetapkan langkah penanganan.

“Selanjutnya dilakukan pembinaan terhadap pelaku usaha PSAT/pedagang. Produk PSAT yang mengandung residu pestisida atau logam berat akan ditelusuri rantai pasoknya sehingga jika memungkinkan akan dilakukan pembinaan ke produsen/petani,” paparnya.

Hasil pengujian sampel PSAT hingga November 2022, DKPP Jabar mencatat temuan paling banyak ada di pangan sayuran dan buah-buahan.

Tercatat sayuran yang mengandung pestisida mencapai 70 sampel, kemudian logam berat atau merkuri 45 sampel, lalu timbal 24 sampel, logam berat arsen 13 sampel dan yang mengandung mikrobiologi seperti salmonela, koliform sebanyak 19 sampel.

Sementara untuk buah, yang mengandung pestisida mencapai 22 sampel, logam berat merkuri 17 sampel, timbal 9 sampel, arsen 8 sampel dan mikrobiologi ada 16 sampel. Umbi-umbian ada sebanyak 7 sampel mengandung pestisida, 3 sampel logram berat merkuri, timbal 3 sampel dan arsen 1 sampel serta mikrobiologi 1 sampel.

Keamanan Pangan di Masa PMK

Penguatan program pengawasan keamanan dan mutu pangan segar tersebut juga diiringi upaya DKPP Jabar menuntaskan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak.

Kabid Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner DKPP Jabar Suprijanto menjelaskan penyebaran virus PMK hewan ternak sangat mudah terjadi, seperti melalui kandang, kendaraan saat perpindahan, dan petugas peternakan yang tidak mengutamakan kebersihan.

Pihaknya secara terus menerus memberikan sosialisasi dan pemahaman agar petugas peternakan harus mengutamakan kebersihan.

"Apalagi kalau dari luar mau ke kandang, bajunya harus didisinfektan, sepatunya juga. Agar virus-virus dari luar tidak terbawa ke kandang," ujarnya.

Tak hanya itu, proses isolasi terhadap hewan kurban mutlak diperlukan. Hewan yang sehat harus dipisahkan juga ketika ada hewan datang, harus diisolasi dulu. Inilah salah satu kunci pentingnya penanganan PMK.

Untuk mencegah penularan yang lebih massif lagi, pihaknya mengingatkan agar pengelola peternakan agar lebih mementingkan kebersihan. Kuncinya dari kebersihan, terutama saat pengiriman atau perpindahan hewan.

Jawa Barat, tambahnya, menjadi daerah tujuan hewan ternak dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan provinsi lainnya. Saat pengiriman, kebersihan harus diperhatikan. Sanitasi, sebelum menaikkan hewan, pastikan kendaraannya bersih.

Pada tahun 2022 ini, DKPP optimis vaksinasi hewan ternak di Jawa Barat sudah mencakup 200 ribu lebih hewan. Target ini didorong agar masyarakat makin nyaman dan aman saat mengkonsumsi pangan dari sektor peternakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper