Bisnis.com, BANDUNG—Pascaperusakan tempat tinggal warga di Cidahu yang digunakan retret keagamaan oleh para pelajar beberapa waktu lalu, Jawa Barat makin mencatatkan diri sebagai provinsi paling intoleran.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengaku urusan intoleransi beragama di provinsi yang ia pimpin butuh waktu untuk menyelesaikannya. Terlebih dirinya baru menjabat sangat dini di Jabar.
“Saya ini jabat baru berapa bulan tuh? Baru lima bulan kan? Kemudian tentunya perlu waktu kita ya,” katanya di Bandung, Rabu (1/7/2025).
Menurutnya publik perlu diedukasi dan upaya tersebut membutuhkan waktu. KDM—panggilan akrabnya yakin ke depan umat beragama di Jabar akan memahami pentingnya saling menghormati dan menghargai.
“Perlu waktu dan kemudian insya Allah lah nanti ke depan semua orang semakin memiliki kesadaran untuk saling menghormati, saling menghargai,” katanya.
Namun ia memastikan kasus di Cidahu sudah ditangani dengan cepat oleh pemerintah maupun aparat kepolisian sehingga urusan tersebut tidak melebar kemana-mana. “Selesai, itu yang penting,” ujarnya.
Baca Juga
Tugasnya kini sebagai gubernur adalah menyelesaikan berbagai problem sosial yang ada di masyarakat. Penyelesian ini menurut KDM butuh dihadapi dengan kesabaran dan kecepatan bertindak. “Itu saja dulu,” katanya.
Seiring edukasi dan pembelajaran dari peristiwa di Sukabumi, menurutnya kasus serupa diharapkan tidak akan terjadi lagi di kemudian hari. Sekali lagi KDM meminta waktu untuk menyelesaikan persoalan yang sudah lama menjadi PR Jabar tersebut. “Perlu waktu semuanya,” katanya.
Sebelumnya, sebagai Gubernur, Dedi mengaku memiliki kewajiban untuk menjaga kerukunan antarwarga. Karena itu pihaknya meminta agar kasus serupa tidak terjadi lagi, serta warga bisa mengembangkan sikap toleransi.
“Saya pastikan bahwa masyarakat di sekitar akan kembali hidup rukun dan damai. Saling menghormati, saling menghargai setiap perbedaan yang menjadi keyakinannya masing-masing. Itulah pesan yang dapat saya sampaikan. Mari kita junjung tinggi toleransi, kebersamaan, demi Jawa Barat istimewa dan Indonesia maju,” katanya.