Bisnis.com, BANDUNG - Pengusaha food and beverage (F&B) di Kota Bandung membagikan tips untuk terus bertahan di tengah isu resesi yang diprediksi terjadi pada 2023.
Meski diprediksi masyarakat akan saving money untuk bertahan jika gelombang resesi terjadi, Founder dari Katsunyaka, Rebecca Agnes mengaku masih optimis masyarakat masih akan belanja produk kuliner.
Asalkan, pengusaha kuliner bisa melakukan improvisasi dan inovasi dalam menghadirkan pilihan produk kepada masyarakat.
"Kami telah menghadapi hal yang lebih saat pandemi Covid-19, tapi kuncinya ada di inovasi itu," jelasnya usai meresmikan gerai baru Katsunyaka di Cihampelas Walk (Ciwalk), Jalan Cihampelas, pada Minggu (4/12/2022).
Selain itu, digital marketing juga bagi Rebecca menjadi hal yang sangat penting dikuasai pengusaha saat ini. Pasalnya, ia sudah mencicipi manisnya buah dari digital marketing.
"Ketika itu ada pengunjung yang review gerai dan makanan kita yang di Jl Bengawan di TikTok, tempat itu sangat pelosok lah, tempatnya nyumput. Tapi setelah review itu viral, kita bisa naik omzet hingga 200 persen," jelasnya.
Bahkan, optimisme Rebecca dalam menyongsong 2023 tergambar dalam rencana ekspansi bisnis Katsunyaka yang akan membuka gerai baru di Jakarta.
"Tahun depan kita akan masuk ke pasar Jakarta setelah kita menjadi restoran berkonsep Jepang dengan spesialisasi katsu di Kota Bandung," jelas wanita berkacamata ini.
Selain itu, inovasi yang dilakukan oleh dia adalah dengan merubah konsep bisnis, dari yang semula berpegang teguh pada konsep bisnis hidden gems, laiknya resto-resto enak di Jepang, kini Katsunyaka memilih untuk lebih show off dengan membuka gerai di pusat keramaian.
"Jadi awal mulanya konsepnya nyumput [bersembunyi] hingga kita di tahun 2022 ini memberanikan diri dengan konsep tidak hidden gems," kata Rebecca.
Rebecca menambahkan, perubahan konsep Katsunyaka diubah agar diketahui oleh lebih banyak orang sehingga dapat berekspansi tak hanya di Kota Bandung tapi juga ke kota lainnya. Adapun kini, terdapat tujuh gerai Katsunyaka yang tersebar di Kota Bandung dan Kota Semarang.
"Kita kan dari awal buka tuh di Jalan Bengawan, Braga, Setiabudi, lalu Katsunyaka Semarang, dan ini resto yang kelima. Dua lagi ekspress ada di TKI dan Tembalang di Semarang," ucap dia.
Rebecca mengaku optimis bisnis yang dikelolanya dapat berkembang karena sejak dibuka pada tahun 2019 lalu mendapat respons positif dari masyarakat. Terdapat lebih dari 30 menu yang terdiri dari beragam olahan katsu dan minuman segar yang ditawarkan. Olahan katsu yang ditawarkan dipastikan telah disesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia.
"Katsu-nya tidak seperti katsu biasanya yang hanya satu lapis aja tapi kita punya beberapa lapis dan beberapa varian katsu yang bisa dinikmati oleh para customer kita, itu kelebihan kita. Kalau untuk rasa sendiri kita lebih di mix ya, tidak Jepang banget dan Indonesia banget tapi kita sesuaikan dengan lidah Indonesia," papar dia.
Salah satu contohnya yakni menu Chicken Curry yang menyandingkan olahan Chicken Katsu dengan kuah kari dan telor dadar sehingga terasa lezat ketika disantap. Sementara untuk tempat, meski tak terlalu luas, tapi terbilang nyaman dengan beragam ornamen Jepang yang ditempeli di beberapa sudutnya.
"Katsunya sendiri tidak hanya nasi dan katsu tapi juga kita dampingi dengan varian rasa lain seperti dengan Chicken Curry," kata wanita lulusan Jurusan Farmasi di Universitas Indonesia tersebut. (K34)