Bisnis.com, JAKARTA- PT Dirgantara Indonesia menanti tawaran skema bisnis untuk menggenjot penjualan pesawat N219 yang saat ini menjadi andalan perusahaan pelat merah ini.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Gita Amperiawan mengatakan bahwa tahun ini sudah 11 unit N219 yang terjual dan 24 bulan setelah penandatanganan penjualan, pihaknya sudah harus mengirimkan unit armada.
“Tahun depan kita fokus ke penjualan dan terbukti sustainability-nya. Begitu menjual kita harus berpikir supportnya. Jadi targetnya di situ,” ujarnya kepada Bisnis Indonesia, Rabu (2/11/2022).
Penjualan N2019 menurutnya bisa memperbesar market share PTDI untuk produk komersial. Saat ini 90 persen market dari perseroan masih pada bidang militer.
Dia berharap pemerintah pusat mampu menjembatani penjualan N219 dengan cara mendorong agar pemerintah daerah bisa membeli pesawat produksi dalam negeri itu.
“Saat ini sedang dibuat bisnis modelnya. Bappenas mau bantu misalnya ada operator, untuk pembiayaan ada leasing company. PT DI jadi provider pesawat dan jamin sustainability produk,” ucapnya.
Baca Juga
Gita mengatakan, PTDI tidak hanya berpikir untuk memproduksi dan menjual pesawat seperti N219 namun mereka juga mengembangkan bisnis suku cadang yang potensial pasarnya masih cukup menjanjikan.
Salah satu pasar yang bisa dibidik ada di Amerika Selatan, karena negara-negara kawasan itu menggunakan banyak pesawat CN235.
Casa sebagai rekan PTDI dalam pengembangan pesawat itu saat ini sudah mengurangi peran mereka di bidang suku cadang, termasuk perawatan pesawat dan ceruk pasar itulah yang digarap oleh PTDI.
Selain di Amerika Selatan, pihaknya juga melirik pasar potensial lain di kawasan Afrika.