Bisnis.com, BANDUNG - Setelah kopi, teh menjadi salah satu komoditas yang didorong untuk dikelola dengan baik di Jawa Barat guna meningkatkan ketahanan pangan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto, pada gelaran West Java Investment Summit (WJIS) 2022 di Trans Hotel Bandung, Rabu (5/10/2022).
Menurutnya, Jawa Barat memang menjadi salah satu daerah penghasil teh tertinggi secara nasional. Setidaknya, 70 persen perkebunan teh secara nasional ada di Jawa Barat.
"Teh ini ternyata potensinya luar biasa, 80 persen lebih industri teh itu ada di Pulau Jawa, dan kalau kita bicara perkebunan 70 persen ada di Jawa Barat walaupun sifatnya region value chain itu sangat kuat, jadi tadi grup sosro hampir 100 persen bahannya dari Jawa Barat, artinya kalau kita bicara dari sisi industri teh yang konvensional seperti ini, itu luar biasa," ungkap Herawanto.
Menurut Herawanto, teh memang menjadi salah satu sektor yang sangat potensial untuk menjadi daya tarik investasi. Dengan dikelola dengan baik, selain akan mendatangkan investor, tapi juga akan mengerek kesejahteraan petani teh yang saat ini masih dibilang mengkhawatirkan.
"Sementara kita tahu dari 70 persen yang di Jawa Barat itu sekitar 50 persen itu perkebunan rakyat, oleh karena itu jika kita bisa mengembalikan kejayaan ngeteh nusantara, terutama di Jawa Barat, maka kita harapkan ini bisa mengembalikan kejayaan tersebut persis seperti kembalinya kejayaan ngopi. Sekarang ngopi sudah luar biasa, ini saatnya teh," imbuhnya.
Menurutnya, saat ini special tea sudah mulai digeluti oleh industri teh tanah air. Mulai dari harga belasan juta hingga puluhan ribu sudah ada di pasaran.
"Teh ini mulai dari yang kelasnya jutaan, sampai yang sederhana sekali , semua tersedia. Jadi segmentasinya luas, dan juga menjangkau apakah kalau special tea itu artisan, sampai industri seperti teh hitam, green tea, ulong, dll. Itu sangat terbuka, sekali lagi mari kita budayakan kembali teh ini sebagai budaya," kata dia.
Selain itu, teh ini juga kata Herawanto memiliki pasar yang luas, baik secara domestik maupun ekspor. Sehingga, dibutuhkan langkah yang tepat untuk memerlakukan teh agar kejayaannya bisa kembali, laiknya teh.
"Ini harusnya sedih, karena bicara teh, terutama perkebunan rakyat dan sebagian perkebunan swasta dan BUMN, itu kondisinya sebagian besar tidak menggembirakan, sebagian lagi memang bisa merevitalisasi diri merawat pasarnya termasuk ekspor, tapi itu sebagian kecil, over all tentang penjelasan dari teman industri terus menyusut, beralih ke perkebunan lain, beralih ke real estate, dll;. Padahal nilai saat dikelola serius jauh berlipat untuk kesejahteraan masyarakat," imbuhnya.
Salah satu artisan teh, Oza Sadewo dengan jenamanya Oza Tea mengaku mengapresiasi gelaran Java Tea Experience. Menurutnya, perlu adanya cara dan langkah untuk bisa mengapresiasi teh sebagai produk yang bernilai.
"Ini bagaimana kita mengapresiasi teh," ungkapnya.
Menurutnya, Jawa Barat memiliki potensi yang besar soal teh. Sehingga, langkah yang tepat saat ini adalah mengembalikan budaya ngeteh di masyarakat lewat pengolahan teh yang baik dan benar. (K34)