Bisnis.com, BANDUNG—Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan provinsi yang ia pimpin lebih unggul dalam urusan ekosistem kendaraan listrik dibanding provinsi lain.
Ridwan Kamil mengatakan meski daerah lain seperti Jawa Tengah dan Bali juga tengah agresif mengejar investasi eksosistem kendaraan listrik, Jabar paling terdepan.
“Jelas Jawa Barat [unggul],” katanya kepada Bisnis di arena West Java Investment Summit (WJIS) 2022, di Trans Luxury Hotel, Bandung.
Tak hanya pabrikan, namun Jabar juga menjadi ekosistem yang solid bagi kendaraan listrik karena industri kecil menengah (IKM) ikut menangguk peluang. Hal ini yang membedakan Jabar dengan daerah lain.
“Kalau sudah ngomongin otomotif, itu kan butuh IKM, Hyundai itu perintilan-perintilan [komponen mobil listrik] itu disupport oleh IKM. Nah ekosistem itu nggak ada di provinsi lain, adanya di Jawa Barat,” katanya.
Menurutnya momentum dan tren kendaraan listrik, akan menjadi salah satu sektor yang ditawarkan daerah pada investor. Namun, dia menilai mendatangkan investor saja tidak cukup mengingat support system untuk kendaraan listrik harus disiapkan sebelumnya.
“Jadi yang lain-lain saya pikir pasti sporadis. Tapi Jawa Barat itu full skala industri [kendaraan listrik] dari A-Z,” ujarnya.
Posisi Jabar yang solid ini menurutnya akan menjadikan wilayahnya sebagai basis seluruh pabrikan kendaraan listrik. “Semua merek-merek yang akan membuat mobil listrik, saya yakin pertarungannya pasti ke Jawa Barat. Pernah ada cerita, mencoba ke tempat lain enggak bisa karena [masalah] ekosistem ini,”” katanya.
Di ajang WJIS 2022, Jabar juga menawarkan investasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum [SPKLU] atau charging station.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jabar Ai Saadiyah Dwidaningsih mengatakan pihaknya kini mendorong investasi SPKLU dan SPBKLU bisa digarap oleh pihak BUMN, BUMD hingga swasta. Menurutnya ekosistem kendaraan listrik merupakan perjalanan well planned, karena itu keberadaan SPKLU memenuhi sejumlah titik perjalanan penting.
“Kami petakan kebutuhannya, kita inventarisir dimana blank spot [SPKLU]. Kita dorong kendaraan listrik ini kayak ayam dan telor, jadi kalau kita beli kendaran listrik, infrastrukturnya mana?” ujarnya.
Menurutnya peluang investasi ini besar mengingat minat masyarakat pada kendaraan listrik mulai tinggi. Saat ini di Jabar baru ada 47 SPKLU dan 29 SPBKLU.