Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moeldoko Sebut Pemerintah Siap Atasi Banjir Rob di Cirebon

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebutkan siap menangani permasalahan banjir rob di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko./Antara
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko./Antara

Bisnis.com, CIREBON - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebutkan siap menangani permasalahan banjir rob di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Hal tersebut disampaikannya melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis.com, Kamis (25/8/2022).

Menurut mantan Panglima TNI ini, pemerintah siap melakukan revitalisasi bibir pantai. Bencana banjir rob kerap merusak lahan pertanian garam milik warga.

“Keluhan yang dirasakan petani saat kunjungan akhir tahun yaitu banjir rob. Salah satunya di Desa Rawa Urip, Pangenan, Cirebon,” kata Moeldoko.

Akhir tahun lalu, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko bertemu dengan para petani garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon. Dalam kunjungannya tersebut, mantan Panglima TNI ini diberondong keluhan dari para produsen garam lokal itu.

Moeldoko mengatakan, pemerintah masih menyiapkan solusi untuk mengatasi permasalahan yang saat ini dirasakan para petani, mulai dari impor garam hingga revitalisasi bibir pantai.

Keluhan para petani, kata Moeldoko, akan disampaikan langsung kepada kementerian terkait. Ia juga meminta agar para petani tetap optimis meskipun dihadapkan berbagai permasalahan.

"Harus optimis dan tetap memproduksi garam agar kualitasnya tetap bagus, supaya nantinya bisa sukses dan kaya-kaya," kata Moeldoko.

Ratusan hektare lahan pertanian garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, kembali terendam banjir rob dan abrasi. Kondisi tersebut sering terjadi dalam tiga tahun terakhir.

Perwakilan petani garam Desa Rawaurip, Ismail Marzuki (35) mengatakan, Agustus ini seharusnya sebagian petani melakukan panen garam. Namun, akibat banjir rob, proses panen pun gagal.

"Ya kalau dijumlah ya ratusan hektare yang sudah terendam air rob dan tidak bisa digarap. Paling hanya seperempat lahan garam yang bisa produksi tahun ini, itu pun mereka kesusahan juga mengolahnya," kata Ismail, Selasa (23/8/2022).

Ismail mengatakan, banjir rob yang terjadi mengakibatkan penurunan jumlah produksi. Pada 2020, dari luas 7.500 meter persegi, hanya menghasilkan 7 ton garam dan 2021, 5 ton saja.

Menurut Ismail, dari 7.500 meter persegi lahan pertanian, idealnya menghasilkan 85 ton garam.

"Padahal harga saat ini lagi bagus, yakni Rp 1.300 per kilogram. Percuma juga harga tinggi, kami tidak bisa produksi kok. Kalau semua bisa produksi ya bisa saja harga garam seperti dulu-dulu. Saat panen raya malah anjlok di angka Rp 100 perkilogramnya," kata Ismail.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper