Bisnis.com, SUMEDANG - Pemerintah Kabupaten Sumedang mendorong penanganan stunting dan kemiskinan terus digenjot hingga di tingkat desa. Terlebih, saat ini masa jabatan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir hanya menyisakan 15 bulan.
"Dua hal itu yang disampaikan dan amanah dari Bupati dari sisa jabatan kita fokus untuk stunting dan menangani kemiskinan," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Herman Suryatman, dalam acara Bimbingan Teknis Manajemen Kepala Desa Tahun 2022 di Jatinangor, Sumedang, Senin (18/7/2022).
Menurutnya, penanganan stunting dan kemiskinan sangat tepat jika diatasi dari tingkat kewilayahan. Sehingga, penanganan dan pengawasannya bisa secara riil dilakukan.
Untuk itu, dalam acara yang dihadiri ratusan kepala desa tersebut, Herman menitik beratkan dua program tersebut dan ditambah soal pelayanan publik agar digenjot.
"Urgensi keseriusan kepala desa dalam membangun desa khususnya dalam penanganan stunting dan penanggulangan kemiskinan, banyak lagi program penting tapi dua program ini pengungkit jadi kalau dua persoalan ini teratasi, banyak persoalan lain yang bisa kita selesaikan," imbuhnya.
Dengan penanganan stunting dan kemiskinan yang baik, Herman meyakini masalah lainnya pun akan ikut serta teratasi. Pasalnya, dua hal tersebut berkaitan dengan masalah sosial dan kesehatan lainnya.
"Kita menurunkan stunting, di dalamnya kan ada permasalahan kesehatan-kesehatan lainnya, yang bisa kita tangani, dan saat kemiskinan kita tangani, urusan infrastruktur nanti kita akan teratasi, urusan pertanian, peternakan, UMKM daya beli, dan lain-lain," jelasnya.
Terlebih kata dia, saat ini Anggaran Dana Desa (ADD) yang rata-rata per desa mencapai Rp1 miliar bisa dioptimalkan dalam penanganan dua isu tersebut.
"Dengan adanya ADD yang rata-rata Rp1 miliar, pemerintah memberikan KPI, dari dana tersebut untuk mengembangkan di desa, tapi mohon prioritaskan tiga poin itu," jelasnya.
Menurut data yang ia kantongi, saat ini angka stunting di Kabupaten Sumedang masih berada di kisaran 9,7 persen.
"Untuk stunting tahun 2018 itu mencapai 32 persen, sekarang hasil bulan penimbangan balita sekitar 9,7 persenan, empat tahun menurun cukup drastis," katanya.
Sementara untuk tingkat kemiskinan, Sumedang memang diakui alami kenaikan akibat dari Pandemi Covid-19.
"Kemiskinan meningkat, hanya Sumedang sedikit peningkatannya hanya 0,5 persen yang lain [kota/kabupaten lain di Jabar] di atas Sumedang," jelasnya. (K34)