Bisnis.com, BANDUN G- Pemerintah Kota Bandung membangun empat Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) untuk mengatasi blank spot zonasi.
Sejak diberlakukan tahun 2019, sistem zonasi sekolah menjadi tantangan tersendiri untuk pemerintah kota (pemkot) dan kabupaten, tak terkecuali Pemkot Bandung.
Dari data Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, terdapat 18 lokasi blank spot (titik kosong) di Kota Bandung yang belum memiliki sekolah negeri. Dampaknya, banyak masyarakat yang sulit mencari sekolah negeri untuk anak-anak mereka karena tidak memenuhi radius untuk zonasi.
Untuk meminimalisasi kendala tersebut, Pemkot Bandung melalui Disdik Kota Bandung membangun empat unit sekolah baru jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di daerah blank spot.
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung Yana Mulyana memaparkan pemetaan dilakukan terlebih dahulu untuk melihat wilayah mana saja yang butuh dibangunkan sekolah.
"Kami memetakan wilayah-wilayah blank spot di Kota Bandung. Untuk jenjang SD, tidak ada daerah yang blank spot sekolah negeri. Namun, saat kami petakan SMP, ternyata banyak sekali daerah yang blank spot," jelas Yana dalam peresmian pembangunan sekolah, Jumat (4/2/2022).
Setelah terpetakan, terpilihlah empat titik blank spot yang menjadi tempat pembangunan sekolah negeri, di antaranya Jalan Cicabe, H. Tamim, Baturaden dan Riung Wargi.
Sekolah-sekolah yang dibangun di lokasi tersebut antara lain SMPN 59, 61, 65, dan 66 Bandung.
Beberapa pembangunan sudah berjalan sejak 2019-2020. Sisanya telah dibangun pada tahun 2021. Yana sangat mengapresiasi Disdik terkait program pembangunan unit sekolah baru SMP ini.
"Di tengah keterbatasan ini, saya apresiasi teman-teman di Disdik karena bisa memaksimalkan kinerja demi betul-betul mengurangi blank spot di tingkat SMP," katanya
"Hari ini sudah terjawab, mudah-mudahan tidak ada lagi blank spot di tingkat SMP Kota Bandung. Harapan saya, jangan ada lagi anak usia sekolah di Kota Bandung, tapi dia tidak bersekolah," imbuh Yana.
Di tempat yang sama, Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan menyampaikan apresiasi atas aksesibiltas pendidikan yang telah disediakan oleh Pemkot Bandung.
"Ajuan-ajuan pendidikan dan kesehatan memang menjadi prioritas kami. Apalagi zonasi ini jadi konsen yang sangat luar biasa. Semoga dengan hadirnya sekolah ini, Pemkot Bandung bisa mengakomodasi pendidikan anak-anak di lingkungan sekitar," ucap Tedy.
Menanggapi program ini, Kepala Disdik Kota Bandung Hikmat Ginanjar menyampaikan pembangunan unit sekolah baru, akan difokuskan pada sekolah-sekolah filial atau yang masih menginduk dengan sekolah lain.
"Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung untuk meningkatkan aksessibilitas pendidikan, salah satu prioritasnya dengan pembangunan unit sekolah baru untuk sekolah filial. Pembentukan sekolah baru ini juga untuk menanggapi keluhan masyarakat terkait sistem zonasi," ujar Hikmat.
Serupa dengan Hikmat, Plt Kepala SMPN 66 Bandung, Harlina mengutarakan, dengan adanya pembangunan unit sekolah baru tingkat SMP ini, masyarakat di wilayah blank spot bisa memiliki peluang untuk menyekolahkan anaknya di sekolah negeri.
"Saya merasa program ini sangat luar biasa. Karena memang di daerah ini (Riung Wargi) merupakan salah satu daerah blank spot, sehingga warga sulit untuk bisa memasukkan anak-anaknya ke sekolah negeri," tutur Harlina.
Saat ini, tambah Harlina, SMPN 66 Bandung masih menginduk pada SMPN 51 Bandung. Selain menjadi Plt Kepsek di SMPN 66 Bandung, Harlina juga menjadi Plt Kepsek SMPN 42 Bandung dan Kepsek definitif pada SMPN 51 Bandung.
"Apalagi sekolah-sekolah negeri terdekat di sekitar sini sudah dipenuhi dulu dari warga yang lebih dekat secara radius zonasi," imbuhnya.
Penekanan tombol sirine oleh Plt Wali Kota Bandung menjadi simbol peresmian pembangunan empat unit SMP di Kota Bandung. (K34)