Bisnis.com, BANDUNG - Kementerian Perindustrian mendukung pengembangan sektor industri agro khususnya industri pengolahan susu. Menurutnya, saat ini suplai bahan baku susu di Tanah Air masih belum bisa memenuhi kebutuhan bahan baku susu dalam negeri.
Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan salah satu keberhasilan dalam meningkatkan gairah peternak susu perah adalah pola kemitraan dengan perusahaan pengolahan bahan baku susu.
Ia mengatakan, kinerja pertumbuhan ekonomi nasional sampai dengan Kuartal ketiga tahun 2021 berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik mencapai 3,51 persen di mana sektor industri agro juga mampu tumbuh positif sebesar 2,39 persen.
Hal ini menunjukkan sinyalemen yang baik jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya dimana Pertumbuhan PDB Nasional terkontraksi sangat dalam di angka negatif 3,49 persen sementara sektor industri agro juga tercatat di angka negatif 0,45 persen.
Jika dilihat lebih dalam, menurutnya sumber-sumber pertumbuhan industri agro, subsektor industri makanan dan minuman pada kuartal kedua ini mencatatkan kinerja pertumbuhan yang baik sebesar 2,95 persen, subsektor industri furnitur juga mengalami lonjakan pertumbuhan yang sangat signifikan sebesar 7,18 persen, sementara sub-sektor industri lainnya yaitu industri pengolahan tembakau, industri kayu dan industri kertas dan percetakan masih mencatatkan nilai pertumbuhan negatif walaupun sudah menunjukkan perbaikan apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Jika ditinjau dari sisi Kontribusi, sektor Industri Agro sampai dengan kuartal ketiga tahun 2021 ini berperan terhadap pertumbuhan nasional sebesar 8,77 persen atau 51,16 persen terhadap pertumbuhan industri pengolahan non-migas, dimana 38,91 persen dari pertumbuhan industri pengolahan non-migas tersebut disumbangkan oleh subsektor industri makanan dan minuman, diikuti oleh sub-sektor lainnya yaitu industri pengolahan tembakau berkontribusi sebesar 4,46 persen, industri kertas dan barang dari kertas sebesar 3,78 persen, industri kayu dan barang dari kayu sebesar 2,62 persen serta industri furnitur sebesar 1,40 persen," kata dia di Bandung, Kamis (18/11/2021).
Putu melanjutkan, Badan Pusat Statistik (BPS) juga telah merilis data neraca perdagangan Indonesia pada neraca perdagangan kumulatif Januari sampai dengan September tahun 2021 telah mencatatkan surplus US$32,34 miliar. Jauh membaik dibandingkan dengan pada periode yang sama tahun 2020 yang hanya mencapai US$22,64 miliar.
Peran sektor industri agro dalam hal ini patut diberikan apresiasi mengingat pada kuartal ketiga ini dengan capaian tersebut, berkontribusi positif sebesar 36,73 persen terhadap total industri pengolahan nonmigas dan 28,54 persen terhadap total ekspor nasional. Hal ini tentu tidak terlepas dari dukungan dari sektor-sektor hulu dalam hal ini sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan tidak kalah penting sektor peternakan sehingga capaian-capain tersebut dapat diraih. (K34)