Bisnis.com, CIREBON - Kementerian Pekerjaan dan Perumaham Rakyat (PUPR) membangun saluran irigasi kecil untuk mendistribusikan air hingga ke areal persawahan dari Bendungan Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Pembangunan saluran irigasi tersebut berada di Desa Cileunya, Kecamatan Cimahi, Kabupaten Kuningan. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan fungsi utama Bendungan Kuningan yang sebelumnya diresmikan Presiden Joko Widodo pada Selasa (31/8/2021).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan jaringan irigasi dilakukan untuk menunjang produktivitas sentra pertanian. Nantinya, diharapkan membantu pemulihan ekonomi akibat pandemi covid-19.
“Bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat nyata, di mana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Basuki melalui keterangan tertulis, Senin (27/9/2021).
Saluran irigasi tersier di Desa Cileunya dibangun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung sepanjang 665 meter untuk meningkatkan suplai air, dari sebelumnya hanya 15 hektare, kini menjadi 46 hektare.
Pembangunan infrastruktur tersebut, dikerjakan melalui program padat karya tunai (PKT) dengan melibatkan masyarakat setempat. Nantinya, pekerja diberikan upah harian atau mingguan.
"Skema ini memberikan manfaat mengurangi angka pengangguran akibat pandemi covid-19, karena mampu menyerap 930 hari orang kerja HOK," katanya.
Bendungan Kuningan yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) berfungsi menyuplai air secara kontinu ke beberapa daerah seperti Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, serta Kabupaten Brebes di Jawa Tengah.
Bendungan Kuningan memiliki daya tampung air 25,9 juta meter kubik dengan luas genangan mencapai 221,59 hektare. Bendungan lebih dari cukup untuk mengairi 3.000 hektare daerah irigasi di tiga daerah lintas provinsi tersebut.
Presiden menyebutkan Bendungan Kuningan menghabiskan biaya pembangunan Rp513 miliar dan selesai dalam waktu tujuh tahun. Jokowi berharap bendungan ini dapat dinikmati sebesar-besarnya ioleh masyarakat terutama petani.
“Alhamdulillah Bendungan Kuningan di provinsi Jawa Barat yang telah dibangun selama 7 tahun dengan biaya Rp513 miliar hari ini selesai. Jika sumber air irigasi terus terjaga, petani bisa menambah frekuensi tanamnya dari satu kali setahun menjadi dua atau tiga kali setahun. Sehingga dapat meningkatkan produksi dan juga berdampak pada kesejahteraan petani kita,” ungkap Presiden.
Tak hanya itu, menurutnya, bendungan ini juga dapat berfungsi sebagai ketahanan air dalam pengendalian banjir di beberapa daerah Jabar bagian timur dan sebagian untuk Jateng.
“Bendungan ini juga sangat bemanfaat untuk ketahanan air, mengendalikan banjir, menyediakan air baku 0,30 meter kubik per detik serta menghasilkan listrik 0,5 mega watt,” imbuhnya.
Jokowi meminta bendungan yang baru saja ia resmikan dapat diteruskan dengan penataan jaringan irigasi terpadu. Mulai dari saluran primer, sekunder hingga tersier bahkan sampai ke kuarter.
“Hal ini penting ditekankan agar bendungan benar-benar bermanfaat menyediakan air irigasi bagi petani. Saya berharap bendungan juga bisa memberikan nilai tambah bagi daerah bukan saja meningkatkan produktivitas pertanian, tapi juga memudahkan penyediaan air bersih yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat,” katanya.