Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

80 Program Disiapkan untuk Kembangkan Jabar Selatan

Kepala Bappeda Jabar Ferry Sofwan Arif mengatakan konsep pengembangan terpadu diharapkan dapat menghasilkan spread-effect yang akan memberikan pengaruh positif antar wilayah yang dapat menghasilkan keseimbangan pembangunan wilayah.
Kepala Bappeda Jabar Ferry Sofwan Arif
Kepala Bappeda Jabar Ferry Sofwan Arif

Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah menyiapkan 80 program untuk pengembangan Kawasan Jabar Selatan dengan anggaran Rp157 triliun. Hal tersebut dilakukan guna menciptakan keseimbangan pembangunan wilayah di Jawa Barat.

Program yang disiapkan tersebut digadang-gadang menggunakan konsep pengembangan wilayah terpadu berbasis sumber daya alam.

Kepala Bappeda Jabar Ferry Sofwan Arif mengatakan konsep pengembangan terpadu diharapkan dapat menghasilkan spread-effect yang akan memberikan pengaruh positif antar wilayah yang dapat menghasilkan keseimbangan pembangunan wilayah.

Nantinya, pengembangan tersebut akan berbasis pada pemanfaatan tiga sektor unggulan yang dimiliki wilayah tersebut, yakni agribisnis, perikanan dan pariwisata.

“Jabar selatan memiliki potensi yang besar, namun disisi lain juga memiliki sejumlah keterbatasan. Laju pertumbuhan ekonomi di Jabar selatan masih terbatas,” katanya saat membuka Diskusi Kelompok Terpumpun virtual bertema Pengembangan Wilayah Jawa Barat Selatan, Selasa (10/8/2021).

Kegiatan yang merupakan sinergi antara Bappeda Jabar, BUMN Center Universitas Padjadjaran, Institut Transportasi Logistik (ITL) Trisakti, dan Kantor Perwakilan BI Jabar tersebut menghadirkan pembicara Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Jabar Ady Rachmat, Kepala Bidang Pengembangan dan Promosi DPMPTSP Jabar Deni Rusyana, Kepala Pusat Kajian Sistem dan Kebijakan Institut Transportasi dan Logistik Trisakti Suripno, dan akademisi Unpad Yayan Satyakti.

Ady Rahmat memaparkan untuk percepatan pembangunan Kawasan Jabar Selatan direpresentasikan dalam 80 program yang disiapkan dengan total dana yang dibutuhkan Rp 157 triliun. Program tersebut terbagi dalam dua tahap, yakni tahap I (rampung 2024) dan tahap II (rampung 2030). Program ini terdiri dari sektor pariwisata (9 program), kelautan perikanan (8 program), agribisnis (4 program), dan infrastruktur (59 program).

Adapun rekapitulasi anggaran berdasarkan sumber pendanaan, APBN murni (Rp 4 T), APBD murni (Rp 270 miliar), APBN dan APBD (Rp 13 T), APBN dan BUMN/BUMS/Swasta (Rp 26 T), APBN, APBD, dan BUMN/BUMD/Swasta (Rp 5 T), kemudian BUMN/BUMD/swasta (Rp 107 T).

Deputi Kepala Bank Indonesia Jabar Bambang Pramono mengatakan meski investasi Jabar pada semester 1-2021 tertinggi secara nasional namun masih terkonsentrasi di wilayah utara. Khususnya di Kawasan industri di Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, dan Kota Bandung.

“Investasi di wilayah Jabar selatan sangat kecil. Salah satu indikasi lemahnya investasi di wilayah selatan adalah kurangnya infrastruktur di wilayah tersebut sehingga pengembangan infrastruktur perlu dilakukan,” katanya.

Sementara itu, akademisi Unpad Yayan Satyakti menilai berdasarkan data yang dikantonginya menunjukkan kinerja IPM Wilayah Jawa Barat Selatan relatif tertinggal dibandingkan dengan wilayah Jawa Barat Tengah dan Jawa Barat Utara.

Ia memaparkan beberapa permasalahan klasik di Jabar selatan adalah kawasan tersebut merupakan wilayah zona konservasi alam untuk backbone wilayah tengah dan wilayah utara, kemudian difokuskan pada pertanian, kehutanan, wisata, dan zona konservasi air.

“Pembangunan Jabar selatan intinya adalah konservasi, konservasi, konservasi. Kemudian Sustainable Agriculture, melakukan literasi manajemen sumber daya alam, serta clean development mechanism strategy,” ujarnya.

Soeripno mengatakan dalam pengembangan sebuah wilayah harus dilakukan secara terintegrasi dan harmonis dengan perencanaan sistem transportasi, tidak bisa secara parsial atau terpisah-pisah.

“Dalam lampiran Raperpres Jabar Selatan ini tidak ada simpul nasional yang diusulkan, dan yang ada hanya jaringan jalan nasional. Sehubungan dengan hal tersebut dapat diusulkan simpul nasional bisa terminal transportasi jalan tipe A dan Pelabuhan nasional termasuk jalan akses yang menghubungkan simpul tersebut dengan hinterlandnya,” katanya.

Deni Rusyana mengatakan konsep pengembangan yang digunakan dalam pengembangan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan, diantaranya strategi pengembangan keterpaduan hulu-hilir dalam suatu usaha rumah tangga tani yang bersiklus dalam suatu kawasan terpadu untuk Agro Techno Park Wanaraja, kemudian etalase petani milenial (EPM) kebun wanaraja, dan pembangkit listrik tenaga bayu di Garut dan di Sukabumi. (K34)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper