Bisnis.com, SUBANG - Kabupaten Subang saat ini sedang mengalami darurat sampah. Kondisi itu, salah satunya akibat overload TPA Panembong serta belum beroperasinya TPA Jalupang.
Akibatnya, tumpukan sampah terjadi di mana-mana. Salah satunya, di kawasan Pasar Inpres Pamanukan.
Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Dito Sudrajat mengatakan permasalahan sampah sampai hari ini belum ada solusi. Apalagi, armada sampah yang beroperasi sangat minim. Jumlahnya hanya 29 unit.
"Sedangkan produksi sampah setiap harinya mencapai 170 ton per hari," ujar Dito kepada Bisnis.com, Selasa (25/5/2021).
Dengan armada yang minim, daya angkut sampah di wilayah berjuluk Kota Nanas ini menjadi tidak maksimal. Apalagi dengan diberlakukannya pembuangan sampah ke TPA Jalupang, yang jarak tempuhnya lebih jauh ketimbang ke TPA Panembong.
Hal itu menyebabkan sampah yang terangkut semakin sedikit. Biasanya, jika dibuang ke TPA Panembong, satu armada bisa dua sampai tiga kali membuang sampahnya. Tetapi, sejak dibuang ke TPA Jalupang, armada yang membuang sampah mayoritas hanya sekali. Karena, jarak tempuh yang lebih jauh.
"Sehingga tumpukan sampah terjadi di mana-mana. Ini yang sedang kami bahas untuk mencari solusi dalam waktu cepat," ujar Dito.
Dito menyebutkan, dari 30 kecamatan yang ada 17 di antaranya dilayani oleh armada sampah. Akan tetapi, dengan wilayah cukup luas, armada yang ada sebenarnya tidak maksimal.
Idealnya, Subang memiliki 60 armada sampah. Dengan begitu, sampah yang dibuang masyarakat ke tempat pembuangan sementara bisa terangkut secara maksimal.
Sebenarnya, saat ini jumlah armada sampah ada 45 unit namun 13 di antaranya sudah tidak berfungsi. Tiga unit lainnya mengalami rusak berat. Sehingga yang aktif beroperasi hanya 29 unit.