Bisnis.com, KARAWANG - Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana, bersedih. Pasalnya, saat panen raya harga gabah yang diproduksi petani selalu anjlok.
Kondisi ini, jelas sangat merugikan petani. Saat ini saja, harga gabah di wilayah lumbung padi ini, mencapai Rp 4.200 sampai Rp 4.500 per kilogramnya. Harga tersebut, dinilai masih jauh dari harapan petani.
"Saat ini, Karawang sedang memasuki musim panen raya. Tetapi, petani justru bersedih. Lantaran, harga gabahnya anjlok," ujar Cellica, melalui rilis yang diterima Bisnis.com, Minggu (4/4/2021).
Idealnya, harga gabah petani ini di atas Rp 4.500 per kilogram. Namun, fakta di lapangan jauh dari harapan itu. Karena itu, pihaknya sangat bersyukur dengan adanya program serap gabah yang digulirkan oleh Kementerian Pertanian.
Apalagi, program itu bertujuan untuk menstabilkan harga gabah petani. Supaya, saat panen raya ini, harga gabah tidak mengalami terjun bebas akibat permainan para tengkulak.
Dengan adanya program serap gabah Kementan ini, lanjut Cellica, pihaknya sangat berterima kasih. Sebab, program itu dinilai bisa membantu petani. Termasuk petani yang ada di Karawang.
Baca Juga
Untuk di Kabupaten Karawang sendiri, produksi beras 2020 mencapai 624.992 ton. Sedangkan, konsumsi beras masyarakatnya sebanyak 272.153 ton. Sehingga, perhitungannya neraca surplus 352.839 ton atau sebesar 56,45 persen.
"Kami komitmen dan konsisten menjadi daerah pensuplai pangan nasional. Kebahagiaan kami Bapak Menteri datang dengan segenap pemangku dapat kepastian menjalin kerja sama dengan pihak terkait untuk serap gabah. Kami sangat bahagia jika program ini bisa berjalan," jelasnya.
Secara terpisah, Ketua KTNA Kecamatan Karawang Barat, Damo Baharian, mengatakan, per hari ini harga gabah semakin anjlok. Yakni, di kisaran Rp4.050 sampai Rp4.200 per kilogram. Harga tersebut, jauh lebih murah dibanding harga saat panen musim gadu 2020 lalu.
"Tahun lalu, harga gabah paling rendah Rp4.200 per kilogram. Tetapi, tahun ini justru Rp 4.200 merupakan yang terbagus (tinggi)," ujarnya.
Idealnya, harga gabah petani ini mencapai Rp4.700 per kilogram. Atau jika paling buruknya, yaitu Rp 4.200 sesuai dengan HPP. Tetapi, di lapangan harga terus turun dan ini yang membuat sedih petani.
Karena itu, jika benar Kementan ada program serap gabah petani, pihaknya sangat mendukung. Karena, yang paling diinginkan petani adalah harga yang stabil saat panen raya. Yakni merujuk pada HPP, sebesar Rp 4.200 per kilogramnya. (K60)