Bisnis.com, BANDUNG — Pemerintah Kota Bandung bersama Polrestabes Bandung menggencarkan sosialisasi, edukasi dan patroli jam malam pelajar di wilayah Kota Bandung.
Untuk diketahui, jam malam pelajar diterapkan mulai pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB. Selama rentang waktu tersebut, pelajar dari jenjang SD hingga SMA/SMK tidak diperkenankan berkeliaran di luar rumah tanpa keperluan mendesak.
Wakil Wali Kota Bandung Erwin menuturkan kebijakan ini merupakan arahan Gubernur Jawa Barat dalam upaya menumbuhkan karakter, membentuk akhlak mulia, dan melindungi tumbuh kembang anak-anak.
Pihaknya melaksanakan kebijakan arahan gubernur untuk menumbuhkan karakter, mencegah kenakalan remaja, dan menjamin tumbuh kembang anak-anak agar tubuh sehat.
"Dengan tidur yang disiplin, semangat ibadah juga akan meningkat. Apalagi bisa bangun jam setengah empat atau jam empat subuh untuk salat tahajud dan berjamaah di masjid," ujarnya, Kamis (5/6/2025).
Menurutnya, tujuan adanya jam malam agar anak-anak memiliki akhlak yang baik dan spirit ibadah yang tinggi. Hal ini juga agar pembinaan dari sekolah berjalan lebih baik. Adapun sosialisasi telah dilakukan secara masif baik melalui media sosial maupun kepada jajaran kewilayahan dari lurah, camat, hingga RT dan RW.
Baca Juga
"Kami rutin melakukan monitoring dan keliling. Selama tiga hari ini, saat berkeliling kami tidak menemukan pelajar di bawah usia 17 tahun. Tadi di beberapa kafe juga tidak ada. Mungkin yang kami lihat sudah dewasa semua," tuturnya.
Sementara itu, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan patroli malam telah dilakukan selama tiga hari berturut-turut bersama jajaran Pemkot Bandung.
"Patroli malam ketiga ini kami laksanakan di daerah Cihapit dan Jalan Riau, sebelumnya di Asia Afrika dan Jalan Braga. Di tempat-tempat seperti kafe yang biasa dikunjungi remaja, kami tidak menemukan pelajar," terangnya.
Pendekatan saat ini masih bersifat edukatif. Namun jika ke depan masih ditemukan pelajar yang melanggar, orang tua akan dipanggil untuk diberikan pembinaan bersama.
"Kita edukasi dulu. Kalau sudah berkali-kali, mungkin kita akan panggil orang tuanya," ujarnya.