Bisnis.com, BANDUNG—Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memastikan kabar dirinya berada di lokasi Pesta Rakyat yang menyebabkan 3 warga Garut meninggal dunia adalah kabar bohong alias hoaks.
Pada hari nahas Jumat (18/7/2025) itu, ia tengah menghadiri kegiatan Sunda Karsa Fest Karya Kreatif Jawa Barat (KKJB) 2025. Di Sunda Karsa Fest 2025 Dedi Mulyadi memang hadir dan tampil bersama Ni Hyang putri bungsunya di agenda fashion show karya desainer lokal.
Dari pengamatan media di Trans Luxury Hotel, Bandung pada hari itu, Dedi Mulyadi datang ke lokasi sekitar pukul 15.30 lalu berada di kamar yang sudah disiapkan untuk berganti busana oleh panitia.
Acara Dedi Mulyadi menemui para pelaku usaha dan fashion show sendiri baru digelar pada pukul 16.30. Sebelumnya fashion show dimeriahkan pula peragaan busana sejumlah kepala daerah dari 27 kabupaten/kota. Selepas fashiow show dan sambutan berakhir, Dedi memberikan keterangan pada pers terkait peristiwa di Garut yang terjadi siang itu, ia juga menjawab sejumlah pertanyaan lain saat itu.
Hari ini muncul pemberitaan jika dirinya ada di lokasi saat kejadian. Ia memberikan klarifikasi.
"Saya mendapat berita ya pada saat kejadian tanggal 18 Juli 2025 sekitar pukul 13.00 WIB sampai 14.00 WIB bahwa dalam berita tersebut saya berada di lokasi kejadian di pendopo Kabupaten Garut. Berita itu menurut saya hoaks, karena pada saat itu saya dalam perjalanan dari Lembur Pakuan Subang menuju Trans Studio untuk mengikuti gelar festival UMKM yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat," katanya, Selasa (22/7/2025).
Baca Juga
Menurutnya, di waktu tersebut dia ikut bersama dengan Dinas Koperasi dan UMKM untuk menjadi peserta fesyen show dan memberikan sambutan pada kegiatan tersebut. Karena itu tidak mungkin dirinya berada di dua tempat berbeda dalam satu waktu.
"Saya menyampaikan belasungkawa dan setelah itu saya diwawancarai oleh media, dan setelah itu saya baru pergi ke Garut untuk menemui para korban, baik korban meninggal dunia keluarganya, maupun mereka yang masih ada di rumah sakit," katanya.
Dalam klarifikasinya, KDM meminta media untuk bersikap obyektif dan tidak membuat berita yang keliru.