Bisnis.com, BANDUNG — Komoditas teh Jawa Barat memiliki peluang merajai kebutuhan pasar internasional.
Kepala Dinas Perkebunan Jabar Hendy Jatnika menuturkan pihaknya terus memfasilitasi kegiatan yang menunjang peningkatan ekspor. Antara lain penyediaan benih teh, pestisida, alat pertanian, bimbingan teknis hingga akses pasar dan fasilitasi promosi produk perkebunan baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri.
"Kami mendapat amanat untuk mengakselerasi peningkatan produksi dan daya saing komoditas perkebunan di pasar internasional melalui ekspor dan kegiatan promosi. Satu yang didorong adalah PT Kabepe Chakra yang merupakan eksportir komoditas teh," tuturnya di Bandung, Jumat (26/3/2021).
PT Kabepe Chakra yang menaungi para petani teh pada 2021 merencanakan ekspor teh sebanyak 10.400 ton dengan nilai sekitar Rp248,34 miliar. Tujuannya ke benua Afrika, Amerika, Asia, Australia dan Eropa serta Rusia.
Selain pelepasan ekspor teh dalam acara tersebut juga dilakukan penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Wilayah 04 Jawa Barat kepada perwakilan petani teh dari kebun binaan PT Kabepe Chakra.
Bank BNI Wilayah 04 Jabar pada 2020 telah menyalurkan KUR sebesar Rp1,6 triliun dengan jumlah nasabah sebanyak 12.165. Sementara penyaluran KUR khusus sektor pertanian sebesar Rp213,9 miliar, dengan nasabah sebanyak 4.728 atau sebesar 12,65 persen dari total penyaluran KUR pada 2020.
Luas lahan perkebunan teh di Jabar berdasarkan Data Statistik Perkebunan tahun 2019 tercatat seluas 85.234 hektare. Terdiri dari perkebunan rakyat (45.240 Ha), perkebunan besar swasta (20.652 Ha) dan perkebunan besar Negara (19.342 Ha).
Perkebunan teh di Jabar tersebar di 11 Kabupaten yaitu Kabupaten Bandung (18.968 hektare), Bandung Barat (2.900 ha), Bogor (1.998 ha), Ciamis (174 ha), Cianjur (22.881 ha), Garut (6.822 ha), Majalengka (672 ha), Purwakarta (4.706 ha), Subang (2.350 ha), Sukabumi (13.187 ha), Sumedang (525 ha) dan Tasikmalaya (10.052 hektare).
Rata-rata produktivitas sebesar 1.519 kilogram per hektare. Adapun produktivitas tertinggi berada di Kabupaten Tasikmalaya (1.918 kg/ha) dan terendah Kabupaten Majalengka (343 kg/ha).