Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan dari Australia Seret, Harga Daging Sapi di Jabar Sudah Naik Sejak Juli 2020

Kenaikan harga daging sapi di Jawa Barat ternyata sudah terjadi sejak Juli 2020 lalu karena seretnya pasokan sapi dari Australia.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG — Kenaikan harga daging sapi di Jawa Barat ternyata sudah terjadi sejak Juli 2020 lalu karena seretnya pasokan sapi dari Australia.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat Jafar Ismail mengatakan kenaikan harga daging sapi sudah menjadi konsen Kementerian Perdagangan. Saat ini upaya mengembalikan pasokan tengah dilakukan walau harga masih tinggi.

“Kenaikan harga daging sapi ini sudah dibicarakan oleh Kemendag mengenai stabilitas harga daging sapi,” katanya dihubungi media, Kamis (21/1/2021).

Jawa Barat menurutnya terdampak karena 90 persen kebutuhan daging sapi masih dipenuhi oleh pasokan luar daerah bahkan luar negeri terutama Austalia. Sapi dari Austrlia sendiri pada tahun lalu sudah mengalami kenaikan hingga US$3,6 per kg. Sementara bakalan sapi pada Januari-Februari juga terkerek sebesar US$3,9 per kg.

“Jadi ada kenaikan sejak Juli 2020 hingga Januari 2021 itu sudah mencapai Rp13.000 per kilogram dari harga sebelumnya. Jadi kalau untuk jangka waktu ke depan diharapkan tidak ada kenaikan lagi sampai dengan sekitar Rp120.000 per kilogram,” katanya.

Jafar menilai kenaikan harga daging sapi ini sebetulnya tidak perlu dicemaskan jika masyarakat beralih pada daging sapi beku. Namun karena masyarakat lebih terbiasa dengan daging sapi yang baru dipotong maka kenaikan tidak bisa dihindari.

“Harganya tinggi dan populasi di Australia sendiri pada 2019 terjadi kebakaran, kemudian 2020 banjir besar ini menurunkan populasi hampir 24 persen,” katanya.

Kenaikan harga daging sapi di Jawa Barat sendiri menurutnya tidak akan terlalu berpengaruh besar mengingat saat ini ini permintaan tidak banyak akibat tutupnya sejumlah hotel, restoran dan kafe karena pembatasan kegiatan.

“Jumlah pemotongan juga berkurang,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper