Bisnis.com, BANDUNG — Para pengembang di Jawa Barat mengandalkan pembangunan rumah sederhana (RSH) sebagai jaring pengaman bisnis properti sepanjang 2021.
Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Jawa Barat Joko Suranto mengatakan para pengembang berharap penjualan rumah pada 2021 ini membaik dibanding 2020 lalu. Menurutnya adanya vaksinasi dan stimulus yang digelontorkan pemerintah membuat optimisme mulai bangkit.
“Kita berharap banyak pasar properti tahun 2021 ini bisa terjaga,” katanya kepada Bisnis, Senin (18/1/2021).
Melihat potensi pasar yang mulai membaik, REI Jawa Barat sendiri menargetkan penjualan rumah baru bisa mencapai 40.000 unit tahun ini. Target ini ditopang dari penjualan hunian komersil dan RSH.
“Tahun lalu penjualan RSH mencapai 33.000 unit. Kita berharap 2021 bisa lebih baik,” ujarnya.
Joko memastikan RSH menjadi jaring pengaman para pengembang melihat dari sisi konsumen dan stimulus yang diberikan pemerintah relatif aman. Karena itu sejumlah pengembang dipastikan menggeser pembangunan hunian pada pasar RSH untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Target 40.000 rasanya nggak terlalu berat, karena posisi RSH sebagai buffer atau jaring pengaman developer,” katanya.
Target 40.000 hunian sendiri dalam catatan REI Jawa Barat tersebar di sejumlah wilayah potensial terutama Kawasan yang memiliki industri manufaktur. Antara lain, Bekasi Raya, Karawang, Depok dan Bandung Raya. “Dari sisi permintaan, kondisi riilnya pasar ini masih terjaga,” ujarnya.
Para pengembang di Jawa Barat sendiri menurut Joko menilai konsentrasi pemerintah baik pusat maupun di daerah pada 2021 ini makin serius. Menurutnya selain mendorong pasar tetap tumbuh, stimulus yang diberikan pun menjadi perhatian.
“Pemulihan ekonomi ini memberikan psikologis positif pada pengembang, pemerintah memikirkan betul sektor yang bisa didorong,” katanya.
Pada 2020 lalu, dia mengaku kebutuhan dan suplai perumahan di Jawa Barat relatif tidak ada masalah selama pandemi. Namun rontoknya sektor lain oleh pandemi Covid-19 memberi pengaruh cukup signifikan pada sektor properti. “Kalau bahasa perbankan, ada pengecilan segmen pasar yang ada,” tuturnya.
Karena itu pihaknya optimis properti akan menjadi bagian dari sektor yang menjadi prioritas dalam pemulihan ekonomi. Menurutnya jika properti menggeliat maka multiflier effect yang dihadirkan bisa mendongkrak ekonomi secara signifikan.