Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kusnandi Rusmil Ungkap Perbedaan Vaksin Sinovac dan AstraZeneca

Kusnandi menyebutkan vaksin Sinovac memiliki perbedaan dengan calon vaksin Covid-19 lainnya, salah satunya AstraZeneca.
Para peneliti di dunia tengah berlomba untuk menciptakan vaksin virus corona (Covid-19) yang efektif./Euronews
Para peneliti di dunia tengah berlomba untuk menciptakan vaksin virus corona (Covid-19) yang efektif./Euronews

Bisnis.com, BANDUNG - Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad yang juga Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad Kusnandi Rusmil mengungkap perbedaan vaksin Sinovac dan AstraZeneca.

Dilansir laman resmi Unpad, Minggu (13/9/2020), Kusnandi menyebutkan vaksin Sinovac memiliki perbedaan dengan calon vaksin Covid-19 lainnya.

Kusnandi mengambil contoh perbedaan dengan vaksin AstraZeneca. Vaksin AstraZeneca dikembangkan dari dua virus hidup, yaitu adenovirus yang disuntikkan dengan Coronavirus.

Saat disuntikkan ke relawan, ditemukan kondisi di mana tubuh relawan “tidak cocok” dengan vaksin AstraZeneca, sehingga menyebabkan efek samping.

Berbeda halnya dengan vaksin asal Sinovac, vaksin ini dikembangkan dari virus Corona yang dimatikan, sehingga peluang untuk menyebabkan penyakit sangat kecil.

Meski demikian, vaksin ini memiliki imunogenitas yang kurang baik, sehingga tim uji klinis harus menyuntikkan vaksin sebanyak dua kali kepada relawan.

“Pada uji klinis di Indonesia ini kita melakukan dua kali penyuntikan dengan jarak 14 hari,” papar Kusnandi.

Kusnandi menegaskan bahwa tim uji klinis vaksin Covid-19 di Unpad mengikutsertakan banyak ahli kedokteran dan penasehat medis. Total ada 102 tim medis yang ikut serta.

“Moga-moga kami dapat berhasil,” kata Prof. Kusnandi.

Kusnandi juga mengungkapkan alasan di balik uji klinis vaksin Covid-19 asal China yang sedang dilakukan di Kota Bandung.

Menurutnya, vaksin yang dikembangkan perusahaan Sinovac memiliki efektivitas cukup baik berdasarkan hasil uji klinis fase I dan II.

“Mereka [Sinovac] sudah lakukan uji klinis fase I dan II. Kita tinggal lakukan lanjutan uji klinis fase III,” ujarnya.

Berdasarkan hasil dari uji fase I dan II, Indonesia pun menjadi salah satu negara yang melakukan uji klinis fase III dari vaksin Sinovac ini, bersama dengan negara Brazil, India, Bangladesh, dan Turki. Dalam pelaksanaannya, Unpad dipercaya PT. Bio Farma sebagai eksekutor dari uji klinis fase III.

“Karena hasil uji klinis fase I dan II baik, kita lebih pede lakukan uji klinis [fase III],” kata Kusnandi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ajijah
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper