Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jabar Siapkan Tambahan Anggaran Covid-19 Rp6 Triliun

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengklaim bahwa dari anggaran Rp4 triliun yang telah tersedia untuk penanganan Covid-19, separuhnya telah terserap.
Gubernur Jawa Barat./Bisnis-Wisnu Wage Pamungkas
Gubernur Jawa Barat./Bisnis-Wisnu Wage Pamungkas

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan tambahan anggaran sebesar Rp6 triliun untuk penanganan virus Corona (Covid-19). Dengan adanya penambahan, maka total anggaran yang dialokasikan provinsi tersebut menjadi Rp10 triliun.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengklaim bahwa dari anggaran Rp4 triliun yang telah tersedia untuk penanganan Covid-19, separuhnya telah terserap.

"Mayoritas untuk bantuan sosial, bansos kita besar sekali," katanya kepada wartawan seusai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/7/2020).

Emil, sapaan Ridwan Kamil, menjelaskan bahwa anggaran tambahan nantinya akan digunakan untuk program padat karya dan juga kegiatan terkait penanganan kesehatan.

“Kalau yang padat karya sudah kita mulai di desa-desa sudah mempekerjakan pengangguran sekitar 50.000 orang, karena kewajiban dari kita semua proyek sekarang harus pekerjakan orang-orang yang terdampak Covid-19,” ujarnya.

Adapun, data Kementerian Dalam Negeri menyatakan alokasi anggaran bagi penanganan Covid-19 dari APBD sebanyak Rp56,75 triliun. Sebanyak 42,6 persen atau Rp24,1 triliun disalurkan untuk sektor kesehatan.

Penanganan dampak ekonomi akan menyerap 12,6 persen di antaranya atau Rp7,12 triliun. Sementara itu, sisanya 44,8 persen atau sebanyak Rp25,34 triliun digunakan untuk bantuan sosial.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa APBD dan APBN merupakan kunci utama untuk memicu pergerakan roda ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Oleh karena itu, Jokowi menitipkan kepada para kepala daerah dan juga seluruh kementerian dan lembaga untuk segera belanja modal dan belanja barang.

Jokowi mengatakan ada tiga hal utama yang menjadi fokus angggaran pemerintah yakni kesehatan, bantuan sosial, dan stimulus ekonomi. Seluruhnya harus secepat mungkin terserap oleh masyarakat untuk menekan dampak pandemi terhadap sosial ekonomi.

Seperti diketahui, saat ini dunia, termasuk Indonesia, tengah berada pada krisis ekonomi dan kesehatan. Presiden mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal dua terkoreksi negatif, setelah kuartal sebelumnya masih tumbuh 2,97 persen.

Kinerja ekonomi yang terdampak pandemi tersebut tidak hanya dialami oleh Indonesia. Berdasarkan data yang diterima Presiden dari Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), pertumbuhan ekonomi berbagai negara di dunia pun akan turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper