Bisnis.com, BANDUNG—Alat bantu pernapasan, ventilator, amat krusial selama pandemi Covid-19. Virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, menyerang sistem pernapasan dan menyebabkan ancaman kegagalan pernapasan bagi pasien terkonfirmasi positif.
Perguruan tinggi di Jabar, Universitas Padjadjaran dan Institut Teknologi Bandung, serta Rumah Amal Salman, berinovasi membuat ventilator portabel Vent-I yang mudah dioperasikan dan terjangkau guna membantu penyembuhan pasien Covid-19.
Reza Widianto Sudjud selaku pengembang sisi medis dan end user Vent-I dari Unpad, mengatakan, ventilator portabel itu sudah lolos uji Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan. Vent-I pun telah memenuhi standar SNI IEC 60601-1:204 yang memuat persyaratan umum keselamatan dasar dan kinerja esensial.
"Vent-I dinyatakan lolos uji ketahanan. Kemudian, kami lakukan uji klinis. Uji klinis lolos. Setelah itu, kami mendapatkan izin edar," kata Reza, Kamis (25/6/2020).
Sejak Selasa (23/6/2020), sebanyak 216 unit ventilator portabel Vent-I sudah didistribusikan ke seluruh Indonesia. Mulai dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sumater Selatan, Kalimantan Timur, sampai Papua Barat.
"Vent-I ini menjadi inovasi dari Jawa Barat untuk Indonesia. Vent-I dapat membantu penanganan pasien positif Covid-19 di seluruh daerah Indonesia," ucapnya.
Reza mengatakan, target produksi sekitar 800-900 unit sampai minggu ke-2 Juli 2020. Unit itu diproduksi melalui kerja sama dengan berbagai pihak di Jabar, seperti PT Dirgantara Indonesia (DI) dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Jabar.
"Jalur produksi assembly dilakukan di Politeknik Manufaktur dan Politeknik Bandung, dibantu beberapa SMK dan melibatkan Usaha Menengah dan Kecil UMK," katanya.
"Kontrol kualitas dan kalibrasi tetap dilakukan ITB. Mahasiswa ITB, UPI, Polman, dan Polban terlibat selama proses pengembangan, produksi dan kontrol kualitas," imbuhnya.
Tepat Guna
Pengembang sisi medis Vent-I, Ike Sri Redjeki mengatakan, Vent-I menggunakan mesin ventilator PEEP (Positive End-Expiratory Pressure) agar mudah dioperasikan. Hal itu diterapkan karena tidak semua dokter dan tenaga medis dapat mengoperasikan ventilator advance.
"Kalau memegang ventilator dan salah, itu bukan membantu malah membunuh. Saya coba membuat yang paling sederhana," kata Ike.
Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat mengoperasikan ventilator advance mendorong Ike dan tim untuk berinovasi. Selain SDM, pembuatan ventilator advance memerlukan waktu panjang. Sedangkan, virus SARS-CoV-2 menyebar dengan cepat.
Maka, pembuatan ventilator dengan mesin PEEP dinilai efektif, tepat guna, dan biaya produksi yang rendah. Ike mengatakan, Vent-I digunakan untuk pasien Covid-19 dengan gejala klinis tahap dua agar mereka tidak gagal napas.
"Maka kami coba membuat ventilator yang dapat dioperasikan oleh perawat, dokter umum, atau dokter spesialis yang lain. Bahkan mesin ini bisa dibawa pulang, dan dipakai oleh pasien di rumah," ucap Ike.
Ventilator portabel Vent-I menjadi salah satu solusi pemenuhan ventilator di Indonesia. Keberadaan Vent-I, kata Ike, dapat menekan tingkat mortalitas atau kematian akibat Covid-19.
"Ventilator yang kami kembangkan dan buat tepat guna, karena tujuannya untuk penanganan Covid-19 yang menular begitu cepat. Itu yang sekarang kita butuhkan," katanya.