Bisnis.com, BANDUNG — Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan pihaknya bekerja keras dalam penanganan Covid-19 beserta dampaknya bukan untuk mendapat pujian dari lembaga riset.
Akselerasi yang dilakukan pihaknya semata-mata untuk menolong warga. “Kita bekerja untuk menolong rakyat, menyelamatkan nyawa warga dengan keputusan terbaik dari keterbatasan,” katanya dalam keterangan kepada wartawan, Minggu (3/5/2020).
Menurutnya lewat keterbatasan terutama anggaran dan fasilitas, pihaknya memaksimalkan teknologi, menggerakkan relawan, dan berani mengambil keputusan cepat seperti membeli alat rapid test tanpa menunggu bantuan dari pemerintah pusat. Kang Emil—sapaan akrabnya menyampaikan setidaknya ada 5 strategi yang dilakukan pihaknya dalam penanganan Covid-19 yang kemudian dinilai warga paling responsif.
“Kita prinsipnya lima; responsif kalau bisa cepet gak usah nunggu; transparan Pikobar adalah bagian dari transparansi; ilmiah tiap hari ada expert panel, orang statistik, dokter ngasih masukan ke telinga saya, PSBB provinsi itu masukan para ahli. Kan ada yang menyarankan PSBB se-Indonesia tapi ditolak gak bisa. Nah saya memahami maka kita daftar; Kolaboratif ngajak karang taruna PKK dapur umum dll; Inovatif, industri dimanfaatkan, Bio Farma bikin PCR sendiri, buat ventilator. Lima ini yang kami pegang setiap hari sehingga kalau diapresiasi alhamdulillah kalau kurang baik kita perbaiki,” ujarnya.
Kang Emil mengaku penanganan Covid-19 merupakan ujian kepemimpinan yang tidak perlu dirangking. Karena tiap konteks penanganan di daerah berbeda-beda kebutuhannya. Langkah yang diambil Pemerintah Provinsi Jawa Barat bahkan dinilai Emil sebagai upaya maksimal.
“Untuk Jabar ini sudah paling pol. Tapi kan ukurannya tadi Covid-nya turun tidak ada gejojak, ini yang menjadi tantangan karena ketidakpastian ini ada,” kata Emil.
Penanganan maksimal di tengah keterbatasan menurutnya harus dilakukan seorang pemimpin. Pihaknya tidak mau situasi terus memburuk dari darurat kesehatan, lalu darurat ekonomi hingga chaos. “Jangan sampai ada darurat ketiga sosial politik, penjarahan dan kerusuhan,” kata dia.
Disinggung seringnya kinerja dirinya dibanding-bandingkan dengan Gubernur DKI Anies Baswedan bahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, pihaknya menilai wajar jika hal tersebut muncul di sosial media. Namun di luar perdebatan warga di sosial media, Emil mengaku tidak ada urusan rivalitas diantara ketiganya.
“Itu sunatullah, kami para pemimpin Pak Ganjar, Pak Anies, kalau ngobrol gak pernah baper. Pak Ganjar Pak Anies punya haters punya suporter saya juga ada, ada yang muji, mengkritisi. Nabi Muhammad saja manusia maksum haters-nya banyak karena gak mungkin menyenangkan semua manusia. Di Jawa Barat prinsipnya kita kerja maksimal, yang kurang kita perbaiki, yang positif pertahankan,” pungkasnya.